Mohon tunggu...
sukma wanto
sukma wanto Mohon Tunggu... -

agak malu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jihad yang Bukan 'Jihad'

27 Juli 2016   09:13 Diperbarui: 27 Juli 2016   09:21 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tindakan represif ini memicu gelombang protes yang lebih besar lagi. Puncaknya, pada tanggal 27 April 1978, Partai Demokrasi Rakyat Afganistan berhasil menggulingkan dan mengeksekusi Muhammad Daud Khan beserta anggota keluarganya. Selanjutnya Republik Afghanistan dibubarkan dan diganti menjadi Republik Demokrasi Afghanistan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan ‘Revolusi Saur’. 

Pemimpin Dewan Revolusi, Nur Muhammad Taraki, seorang anggota suku Phusthun Tarakai yang juga menjabat sebagai Sekjen Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan dari faksi Khalq, didaulat menjadi Perdana Menteri negara yang baru.

Di masa awal kepemimpinannya, Nur Muhammad Tarakai melakukan kerjasama dengan negara yang memiliki haluan politik yang sama dengannya, Uni Soviet. Salah satu contohnya, pada Mei 1978, pemerintah Soviet menandatangani perjanjian internasional dengan Afghanistan dan mengirim 400 orang penasihat militer Soviet ke Afganistan.

Delapan belas bulan di awal pemerintahannya, Muhammad Taraki berupaya menerapkan program reformasi bergaya Uni Soviet. Ia memaksakan peraturan baru yang berhaluan komunis untuk menggantikan hukum yang sebelumnya dipegang rakyat Afghanistan. Upaya Muhammad Taraki ini mendapat tentangan dari rakyat Afghanistan. Mereka kemudian melakukan perlawanan terhadap pemerintah rezim Muhammad Taraki. Akibatnya, ribuan anggota dari elit tradisional dan pemuka-pemuka agama diadili.

Tanggal 14 September 1979, di tengah kondisi negara yang semakin kacau, Wakil Perdana Menteri Afghanistan Hafizullah Amin merebut kekuasaan yang menyebabkan kematian Presiden Nur Muhammad Taraki. Bukannya selesai, masalah semakin rumit.

Hafizullah Amin adalah presiden kedua di negara Republik Demokrasi Afghanistan yang berhaluan komunis. Kepemimpinannya dikenal brutal. Karena itu, Amin bukan orang yang disenangi. Dia dengan cepat mengumpulkan musuh, dan anggota Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan harus tinggal dalam ketakutan kematian.

Selama periode ini, banyak orang Afganistan yang melarikan diri ke Iran dan Pakistan dan mulai membuat pergerakan perlawanan melawan rezim komunis. 

Hafizullah Amin juga melakukan memodernisasi Afghanistan yang dilihat oleh banyak orang Afghanistan sebagai rezim Anti-Islam. Sebagai bentuk pembelaan dan upaya untuk meraih simpati rakyat Afghanistan, Amin mempropagandakan bahwa Revolusi Saur yang berhasil menjatuhkan Daud Khan adalah berdasarkan Syariat Islam.

Gerakan perlawanan yang sudah tumbuh sejak masa Muhammad Tarakai semakin membesar di masa rezim Hafizullah Amin. Perlawanan rakyat terhadap pemerintahan yang berhaluan komunis ini merebak di seantero Afghanistan. Propaganda dengan mengatasnamakan ‘jihad’ dan sebutan ‘mujahidin’ bagi siapa saja yang ikut melawan pemerintah rezim Hafizullah Amin disuarakan oleh para mullah Afghanistan.

Propaganda kata ‘jihad’ yang diartikan perang oleh para mullah Afghanistan itu sangat efektif membangkitkan perlawanan terhadap pemerintah berhaluan komunis. Bahkan, bukan hanya di Afghanistan, semangat ‘berperang’ itu pun lahir di berbagai belahan dunia lainnya, termasuk di Indonesia.

Nasir Abas, mantan anggota Mujahidin Afghanistan asal Malaysia, juga mengamini bahwa perkataan ‘jihad’ dan ‘mujahidin’ yang mengacu pada aksi perlawanan terhadap pemerintah komunis Afghanistan itu berasal dari para mullah Afghanitan di masa perang Afghanistan-Uni Soviet.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun