Carcinoma Nasopharingeal, nama cantik itu seakan-akan sejenis betina jalang yang ada disekitar hidupku. Ya, nama cantik itu menyimpan keganasan yang teramat sangat sehingga dia dinobatkan menjadi penyakit membunuh dan mematikan di peringkat ke empat di Indonesia.Â
Persoalannya bukan bagaimana dampaknya, namun caranya merasuk jasad hidup sangat tidak terduga dan perlahan tetapi pasti dia menyebarkan racunnya mulai dari nasofaring (belakang hidung) ke leher, telinga hingga ke otak.Â
Carcinoma dengan jenis malignant kini menjadi ancaman terbesar dalam hidupku yang tercipta entah karena kebiasaan entah karena kedatangan virus yang tetiba entah karena kombinasi keduanya.Â
Yang jelas sejak akhir Agustus dengan jelas dr. Zalfina, dokter THT-KL di RSU Sari Mutiara -- Medan menjelaskan secara rinci daging tumbuh ganas yang menempel di belakang hidungku hanya dalam waktu tak lebih dari 5 menit yang cukup meruntuhkan mimpi dan anganku dalam sekejap dan mengaburkan pandanganku di masa depan menjadi abu-abu.
Kronologi
Pada Maret 2018 entah diakhir atau dipertengahan, ada benjolan kecil dibawah telinga kiriku. Benjolan bulat keras itu tidak sakit ketika dipegang ataupun tidak menyebabkan sakit dibagian sekitarnya.
Sebulan kemudian, saat aku bersampingan dengan Joice Paila, salah satu sahabat dekat di Sumba. Saat itu kami sedang di halaman belakang Gereja Katolik Maria Bunda Selalu Menolong, Waingapu mengikuti jalan salib terakhir sebelum misa Jumat Agung.Â
Sesaat setelah jalan salib selesai, saya todong dia untuk mengantarkan saya ke rumah sakit yang terdekat saat itu adalah RSUD Umbu Rara Meha untuk memeriksa sakit di leher yang sampai ke telinga.Â
Sedari malam sakit di leher sudah cukup membuat saya kesakitan dan semakin pagi semakin akumulatif sakitnya hingga ke telinga dan saat itu saya tidak bisa menoleh saking sakitnya.Â
Masuk ke bagian IGD dan langsung diberikan obat. Obat penghilang rasa sakit itu ampuh bekerja sehingga besoknya saya sudah bisa menggerakkan leher dengan leluasa.
Baca Juga:Â Hari Kanker Sedunia, Sejauh Mana Kita Peduli?
Takut sakitnya kambuh lagi dan penasaran bengkak di leher semakin besar, aku putuskan untuk ke Rumah Sakit lagi besoknya. Setelah malamnya mengambil surat rujukan BPJS dari dokter yang tertera pada kartu BPJS ku, Pagi hari aku langsung ke rumah sakit ke bagian poli umum yang kemudian setelahnya dialihkan ke poli paru.Â