Mohon tunggu...
Nofi Ndruru
Nofi Ndruru Mohon Tunggu... Guru - Hidup harus berjalan

traveller, writer, teacher

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lawan Kanker Nasofaring Ep.1

16 April 2019   13:05 Diperbarui: 22 April 2021   07:46 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
digendong Joice di Candi Ijo | dokpri

Nah, disini aku diduga TBC akibat ada bengkak di leher sebagai indikatornya. Hanya saja, indikator lain tidak ada padaku seperti berat badan tidak berkurang, tidak batuk dan tidak ada riwayat TBC di keluarga. Jadi, cukup membingungkan.

Tindakan yang dilakukan saat itu yaitu dirontgen. Diagonosa TB pun mendapatkan hasil negative setelah seminggu menunggu hasilnya. Minggu berikutnya pun dilakukan biopsi. 

Biopsy adalah proses pengambilan sampel dari bagian tubuh yang kemudian akan diperiksa di laboratorium. Biopsy yang dilakukan yaitu menusukkan jarum suntik ke bagian leherku yang bengkak lalu disedot sedikit, kemudian hasil sedotannya disemprot keatas plat kaca kecil. 

Leher ku yang bengkak ditusuk berkali-kali pada titik yang sama! Bayangkan sakitnya. Kata dokter seharusnya dilakukan sebanyak 10 kali namun jadinya 8 kali karena ngga tega melihat meringis dan lubang bekas tusukan berkali-kali makin lama makin membesar. 

Malangnya, tidak ada laboratorium di Pulau Sumba ini! Sampel itu harus dikirim ke Bali untuk diperiksa. Janjinya sebulan kemudian hasilnya baru keluar. Sebulan.

Sebulan berlalu, hasil tak kunjung datang.

Leher sebelah kiri yang bengkak | dokpri
Leher sebelah kiri yang bengkak | dokpri
Leher sebelah kanan yang tidak bengkak | dokpri
Leher sebelah kanan yang tidak bengkak | dokpri

Mimisan

Lelah dengan kabar menunggu yang kusampaikan setiap harinya kepada keluarga, mereka selalu memaksaku untuk pulang tanpa harus menunggu hasil lab. Tetapi, aku tidak mau terburu-buru. Sakit ini masih kuanggap sakit biasa yang penanganannya sederhana.

Sampai kemudian malam hari ketika hari terakhir (25/5) Bakti Sosial bersama Kidung Pelita Nusantara di Desa Ngadulanggi, aku mimisan. Tadinya kupikir aku sedang ingusan biasa karena Ngadulanggi malam hari itu dingin sekali.

Kuhempas saja zat cair yang kuanggap ingus itu ke tanah secara sembarang sampai kemudian aku terperanjat melihat jari-jariku berlumur darah. Dengan panik aku ke tim medis dan mereka memberikan tisu serta menjelaskan bahwa mimisan itu terjadi karena adanya bagian dalam hidung yang sedang luka sehingga mimisan. Aku tak menerka lebih jauh lagi.

Kali kedua, entah kenapa Ngadulanggi lagi yang menjadi tempat mimisannya. Setelah beberapa minggu dari kegiatan baksos, aku bersama teman Sumba Volunteer (Bang Ardi, Hengki, Sri dan Wati) memutuskan kembali kesini untuk menjenguk dan mengobati anak yang kepalanya borok karena kutuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun