Intinya, kita pakai apa yang kita punya—keahlian, hasil kerja, atau sesuatu yang kita kuasai—untuk menciptakan hubungan "saling membutuhkan" dengan orang lain, terutama mereka yang punya otoritas lebih tinggi, seperti atasan atau senior.Â
Jadi, ini bukan soal "menjilat" atau cari muka, tapi lebih ke membangun posisi tawar yang kuat.Â
Contohnya, kalau kamu punya keahlian atau informasi yang penting untuk menyelesaikan proyek besar, kamu bisa manfaatkan itu supaya atasan yang tadinya tidak suka dengan kamu, mereka mulai melihat kamu sebagai aset penting yang mereka butuhkan. Â
Prinsip dasarnya ada tiga: pertama, kamu harus paham dulu apa yang dibutuhkan pihak lain. Ini berarti kamu perlu observasi dan analisis, jangan asal-asalan.Â
Misalnya, apa yang bikin atasan kamu stres? Apa target yang mereka kejar? Kedua, setelah tahu kebutuhan mereka, tugasmu adalah menyediakan solusi—tapi pastikan solusi ini unik dan hanya kamu yang bisa kasih.Â
Jangan buru-buru membagikan ke semua orang, karena posisi tawarmu akan hilang kalau terlalu mudah diakses.Â
Terakhir, jaga posisi tawarmu. Artinya, meskipun kamu sudah punya sesuatu yang mereka butuhkan, jangan terlalu "murah hati."Â
Kamu tetap harus main cantik, menjaga eksklusivitas nilai yang kamu tawarkan. Dengan begitu, pihak otoritas akan melunak dan lebih terbuka terhadapmu, karena mereka sadar bahwa kerja sama denganmu membawa keuntungan bagi mereka juga.
Empat langkah ini wajib kamu coba jika ingin menerapkan jurus transaksional di dunia kerja:
1. Identifikasi Kebutuhan Pihak Otoritas Â
Sebelum kamu mulai bergerak, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memahami apa yang benar-benar dibutuhkan oleh atasan atau seniormu.Â
Ini bukan hanya soal tugas harian mereka, tapi juga hal-hal yang jadi prioritas besar. Contohnya, apakah mereka sedang dikejar deadline proyek besar?Â