Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bekerja untuk Hidup atau Hidup untuk Bekerja?

10 Februari 2024   13:03 Diperbarui: 12 Februari 2024   12:45 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi work life balance. (Sumber Gambar: pexels.com/energepic.com)

Dalam dunia yang semakin kompetitif dan menuntut kita untuk tetap fight dalam bertahan dan menjalani hidup, pertanyaan yang muncul di dalam benak penulis ialah, "Bekerja untuk hidup atau hidup untuk bekerja?" menjadi semakin relevan. 

Banyak dari kita menghabiskan sebagian besar waktu dan energi kita untuk bekerja, mengejar kesuksesan finansial, dan menaiki tangga karier. 

Namun, di tengah hiruk pikuk itu, kita seringkali lupa bertanya pada diri sendiri. Apakah hidup ini benar-benar hanya tentang bekerja? Apakah kebahagiaan dan kesuksesan sejati hanya bisa diraih melalui pencapaian materi dan jabatan tinggi?

Sebelum kita menyelam lebih dalam untuk mengetahui tentang arti sebuah pekerjaan untuk hidup, penulis akan menjelaskan secara singkat apa itu "Bekerja untuk Hidup".

Jadi, bekerja untuk hidup adalah sebuah konsep yang menekankan pentingnya menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. 

Konsep ini berfokus pada memanfaatkan pekerjaan sebagai sarana untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, bukan sebagai tujuan akhir.  

Contoh sederhananya, ada seseorang yang bernama Alma, ia seorang seniman grafis (desain grafis), ia memilih untuk bekerja di perusahaan kecil yang menawarkan jam kerja fleksibel. 

Hal ini memungkinkan Alma untuk meluangkan waktu untuk passionnya, yaitu melukis dan mengajar seni. Alma merasa bahagia dan puas dengan hidupnya karena dia dapat menyeimbangkan pekerjaan dan passionnya.

Tentu saja Alma memilih untuk bekerja untuk hidup karena dia ingin memiliki waktu untuk passionnya. Dia menolak tawaran pekerjaan dengan gaji tinggi di perusahaan besar karena dia tahu bahwa dia akan tidak memiliki waktu untuk melukis dan mengajar seni. 

Alma memprioritaskan kebahagiaan dan keseimbangan dalam hidupnya. Kalau bahasa Gen Z nya work life balance.

Oh jelas, keputusan Alma tentang bekerja untuk hidup pasti ada manfaat dan juga tantangannya. Apa saja manfaat dan tantangannya? ini dia,

Manfaat

Pertama, meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Bekerja untuk hidup membantu Anda menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan Anda.

Kedua, mengurangi stres dan kelelahan. Bekerja dengan jam kerja yang wajar dan waktu istirahat yang cukup dapat membantu mengurangi stres dan kelelahan.

Ketiga, meningkatkan produktivitas dan kinerja kerja. Ketika Anda bahagia dan termotivasi, Anda akan lebih produktif dan berkinerja baik di tempat kerja.

Keempat, memperkuat hubungan dengan keluarga dan teman. Bekerja untuk hidup memberi Anda waktu untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta.

Kelima, memberikan waktu untuk mengejar passion dan minat pribadi. Bekerja untuk hidup memungkinkan Anda untuk mengejar passion dan minat pribadi Anda di luar pekerjaan.

Keenam, menemukan makna dan tujuan hidup yang lebih besar. Bekerja untuk hidup membantu Anda menemukan makna dan tujuan hidup yang lebih besar di luar pekerjaan.

Tantangan

Pertama, mungkin sulit untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan minat Anda. Tidak semua orang dapat menemukan pekerjaan yang mereka sukai.

Kedua, mungkin sulit untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bekerja untuk hidup membutuhkan disiplin dan komitmen untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Ketiga, mungkin sulit untuk menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion dan tujuan Anda. Mungkin ada tekanan untuk menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion dan tujuan Anda.

Keempat, mungkin sulit untuk hidup dengan gaji yang lebih rendah: Bekerja untuk hidup mungkin berarti Anda harus hidup dengan gaji yang lebih rendah daripada jika Anda bekerja lebih banyak.

Tadi di atas sudah penulis jelaskan secara singkat apa itu "Bekerja untuk Hidup". Nah sekarang penulis akan menjelaskan secara singkat juga, apa itu "Hidup untuk Bekerja".

Jadi, hidup untuk bekerja adalah sebuah konsep yang menekankan pekerjaan sebagai hal terpenting dalam hidup. Konsep ini berfokus pada mengorbankan aspek lain dalam hidup, seperti kehidupan pribadi dan kesehatan, untuk mengejar kesuksesan dan pencapaian materi. 

Contoh sederhananya, ada seorang yang bernama Maher, ia adalah seorang pengusaha sukses, ia menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bekerja. Dia sering bekerja lembur hingga larut malam dan jarang memiliki waktu untuk keluarga dan teman-temannya. Maher merasa bangga dengan pencapaiannya dan merasa bahwa pekerjaannya adalah hal terpenting dalam hidupnya.

Maher memilih untuk hidup untuk bekerja karena dia terobsesi dengan kesuksesan dan pencapaian materi. Dia mendefinisikan dirinya solely berdasarkan pekerjaannya. Maher tidak memprioritaskan kehidupan pribadi dan kesehatannya.

Pastinya keputusan yang di ambil Maher ini juga ada manfaat dan tantangannya, Apa saja?

Manfaat

Pertama, pencapaian materi. Bekerja keras selama berjam-jam dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan memungkinkan Anda mencapai tujuan finansial Anda.

Kedua, kesuksesan profesional. Dedikasi terhadap pekerjaan dapat membantu Anda mencapai kesuksesan dalam karir Anda dan mendapatkan pengakuan.

Ketiga, Rasa puas dan pencapaian. Menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan dapat memberikan rasa puas dan pencapaian.

Keempat, membantu orang lain. Beberapa pekerjaan, seperti dokter atau pekerja sosial, memungkinkan Anda untuk membantu orang lain dan membuat perbedaan di dunia.

Tantangan

Pertama, stres dan kelelahan. Bekerja berjam-jam tanpa henti dapat menyebabkan stres dan kelelahan yang berlebihan, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental Anda.

Kedua, masalah kesehatan. Mengabaikan kesehatan mental dan fisik demi pekerjaan dapat berakibat fatal, seperti penyakit jantung, depresi, dan insomnia.

Ketiga, hubungan yang renggang. Kurangnya waktu untuk keluarga dan teman dapat merusak hubungan dan menyebabkan kesepian.

Keempat, kehilangan makna dan tujuan hidup. Mendefinisikan diri solely berdasarkan pekerjaan dapat membuat Anda kehilangan makna dan tujuan hidup.

Perbandingan Bekerja untuk Hidup vs Hidup untuk Bekerja

Bekerja untuk Hidup:

  • Menekankan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
  • Memprioritaskan kesehatan mental dan fisik.
  • Memiliki waktu untuk keluarga, teman, dan hobi.
  • Menemukan makna dan tujuan hidup di luar pekerjaan.
  • Menganggap pekerjaan sebagai sarana untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Hidup untuk Bekerja:

  • Menekankan pekerjaan sebagai hal terpenting dalam hidup.
  • Bekerja berjam-jam tanpa henti.
  • Mengorbankan kehidupan pribadi dan kesehatan demi pekerjaan.
  • Mendefinisikan diri solely berdasarkan pekerjaan.
  • Menganggap pekerjaan sebagai tujuan akhir dalam hidup.

Persamaan:

  • Kedua konsep menghargai kerja keras dan dedikasi.
  • Kedua konsep ingin mencapai kesuksesan.
  • Kedua konsep memiliki potensi untuk memberikan rasa puas dan pencapaian.

Jadi bekerja untuk hidup maupun hidup untuk bekerja ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yaitu:

Bekerja untuk Hidup 

Orang yang memilih pendekatan ini biasanya menempatkan kehidupan pribadi dan waktu luang sebagai prioritas utama. Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengejar hobi atau kepentingan pribadi di luar jam kerja. 

Pendekatan ini dapat meningkatkan kualitas hidup karena ada keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang. Namun, jika pekerjaan tidak memuaskan atau tidak memberikan penghasilan yang cukup, ini bisa berdampak negatif pada kebahagiaan dan kualitas hidup.

Hidup untuk Bekerja

Orang yang memilih pendekatan ini biasanya sangat berdedikasi pada pekerjaan mereka. Mereka mungkin menemukan kepuasan dan tujuan hidup dalam pekerjaan mereka. Ini bisa meningkatkan kualitas hidup jika pekerjaan tersebut memuaskan dan memberikan rasa pencapaian. 

Namun, pendekatan ini bisa berisiko. Jika pekerjaan menjadi sumber stres atau jika kehidupan pribadi dan kesehatan diabaikan, ini bisa berdampak negatif pada kebahagiaan dan kualitas hidup.

Baik bekerja untuk hidup maupun hidup untuk bekerja memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada akhirnya, pilihan terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan nilai-nilai Anda.

Penting untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bekerja keras dan mencapai kesuksesan memang penting, tetapi jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk orang-orang yang Anda cintai, melakukan hal-hal yang Anda sukai, dan menjaga kesehatan Anda.

Ingatlah, bekerja bukan satu-satunya hal yang penting dalam hidup. Kebahagiaan dan keseimbangan adalah kunci untuk menjalani hidup yang fulfilling dan meaningful.

Jadi teman-teman tim yang mana nih, Bekerja untuk Hidup atau Hidup untuk Bekerja?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun