Mohon tunggu...
nodnod
nodnod Mohon Tunggu... Lainnya - Pengarang

Ada hal yang tak akan ku menyerah untuknya yaitu menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi kehilangan kata sempurna

20 Desember 2024   08:43 Diperbarui: 20 Desember 2024   08:43 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" bisa ben, kau bisa wujudkan mimpi itu---ada aku, kita wujudkan sama-sama.  masalah ibu dan uang nanti aku temani kau bicarakan dengan ibu mu."
Untuk pertama kali kata yang keluar dari mulut very sedikit bijak, selebihnya biasanya hanya umpatan amarah.
Dia rangkul beny---sedikit aneh dan janggal---namun dia simpan dulu gengsi itu.
Lebih penting sekarang adalah mengembalikan semangat sahabatnya.

" sudah ben, kau jangan buat aku menangis disini--- aku akan cari air dulu agar kau bisa tenang, "
Very beranjak melepas rangkulannya, namun sebelum itu ditahan oleh beny.

" kau janji ya ver ,"

" tentu,  kapan aku pernah khianti omongan ku sendiri, "

" terimakasi  ver, aku bisa lega sekarang. "
Mendengarnya beny tersenyum lagi, sekarang beny yang dulu ada dalam senyum itu---lebih lepas, seakan dia telah melepaskan semua,hingga menyisa kebahagian dalam lengkung bibirnya.

Keramain kota tak juga reda, semakin gelap semakin berisik kota ini, sangat jauh dengan didesa yang setelah sisa cahaya mentari terakhir orang-orang sudah akan meringkuk diranjang mereka---
Hanya terdenger suara jangkrik menggelar pesta.
Dikota ini waktu tak luput diubahnya,  siang adalah waktu  mereka tidur dan malam adalah untuk bangun.
Truk-truk besar melintas, berisikan berton-ton barang, bahkan mobil yang hampir seukuran truk itu sendiri mampu diangkutnya, bus juga sama; tanpa memandang apakah muat atau tidak asalakan masih ada tempat, mereka akan naikkan penumpang---meski harus duduk diatapnya.
Disini kehereran itu telah menjadi biasa,
Orang tak lagi peduli dengan hal-hal kecil---mereka begitu menyibukkan diri dengan hidup masing-masing.
Dikeramaian yang tadinya normal menjelama semakin padat,orang-orang berlari,  berterik---mobil diam tak lagi berjalan.
Mereka menuju satu titik, dipinggiran jalan, beberapa meter dari emperan toko --- dimana empat sahabat itu akan istirahat.

"permisi buk, keramaian apa ya disana?"
Tanya very,  setelah membeli air, dia tak sengaja melihat ibuk-ibuk datang dari arah kerumunan itu.

" itu nak,  ada yang bunuh diri---ditabrak mobil"
Ibu itu mencoba mengatur nafas untuk bercerita, terlihat juga dia menahan mual.
" mari nak,  ibu tidak kuat melihatnya, "

" iya buk,  terimakasi ."
Very dibuat penasaran, kakinya tanpa diminta menuju keramaian itu.  
Dia mencoba melihat dari balik punggung orang-orang , menggeser,  mendorong untuk dapat melihat apa yang terjadi.
Namun begitu sulit karena semua orang berdesak---tak mau kalah.
Yang pada akhirnya membuat very menyerah pada rasa penasarannya.

Tapi ketika dia berjalan menjauh , ada sesuatu yang tidak asing dia temukan,  sesuatu yang sangat dia kenal ---sebelah sendal beny--- berisi bercakan darah.
Very melihat kearah beny terakhir ia tinggalkan---beny tidak ada disana.

" permisi!!! "
" permisii!! "
Very belari lagi pada keramaian itu, , menyingkirkan orang yang berkumpul dengan paksa,  
"maaf, permisi! "
Dia hanya berharap pikirannya salah .
Namun tidak ---apa yang dia pikiran benar---
Itu adalah beny.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun