Pada akhirnya, dapat dikatakan bahwa Facebook dan Twitter merupakan dua contoh situs jejaring sosial yang dewasa ini telah begitu populer di berbagai kalangan masyarakat. Kehadiran keduanya bahkan menjadi salah satu dari 10 peristiwa terbesar di dunia internet dalam satu dekade terakhir, sebagai pemicu revolusi jejaring sosial online (http://www.detikinet.com/read/2009/11/19/112252/1244689/398/10-peristiwa-terbesar-di-dunia-internet). Keberadaannya telah memberikan banyak dampak yang merubah bagaimana cara pandang dan perilaku seseorang, yang pada akhirnya berdampak pula pada masyarakat luas. Selain sebagai media yang dapat berguna sebagai kontrol sosial dan ruang yang mengijinkan seseorang untuk menuangkan kreativitasnya, Facebook dan Twitter juga menawarkan pesona semu yang pada dasarnya merupakan perangkap globalisasi dan juga jaringan kapitalisme global. Ia mula-mula menjajah nilai dan tradisi untuk kemudian memastikan bahwa mereka yang terlena oleh pesona semunya, akan tetap menjadi pasar yang menjanjikan bagi mereka. Pada akhirnya, Facebook dan Twitter hanyalah media atau alat, bagian dari strategi kaum kapitalis dan mereka yang berkuasa untuk terus menancapkan hegemoninya dan membuat dunia menjadi berwarna seperti warna yang mereka inginkan.
Sebuah penelitian yang diumumkan oleh Economist Intelliegent Unit (EIU) mengatakan bahwa Indonesia mengalami penurunan tingkat daya saing teknologi informasi pada tahun 2009 dari tingkat 58 menjadi 59. Disamping itu, peningkatan pertumbuhan trafik data yang mencapai 10 kali lipat (www.detikinet.com) ternyata juga tidak berkorelasi positif dengan peningkatan daya saing teknologi informasi. Hal tersebut bisa menegaskan atau setidaknya menjadi indikator bahwasanya masyarakat Indonesia masih belum maksimal memanfaatkan teknologi untuk kepentingan produktif, melainkan lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumtif. Pada titik inilah maka keberadaan teknologi informasi dan komunikasi, dengan Facebook dan Twitter sebagai produknya, belum bermanfaat secara maksimal bagi upaya-upaya yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat luas. Terlebih dengan tidak adanya regulasi pemerintah yang secara jelas mengatur mengenai serbuan produk dan kultur global, antara lain melalui jaringan internet, yang dapat digunakan untuk melindungi kultur lokal dan dapat dimanfaatkan bagi upaya-upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H