Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Gratias

-semua karena anugerahNya- Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Sekolah Cita

17 Oktober 2024   05:43 Diperbarui: 17 Oktober 2024   09:49 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu anak Pak Salim, kan?"

Pak Uji berbicara pada Edo. Anak Pak Salim, seorang pejabat di daerah dimana Sekolah Cita berada.

**

Hari itu, Sekolah Cita, tanpa Pak Uji. Pak Uji tidak diperkenankan lagi membantu di sekolah itu. Seperti biasa, hari itu guru-guru pergi melakukan pelatihan.

Sementara itu, di rumah Pak Uji. Ada suara televisi yang sejak tadi didengarkan Pak dan Bu Uji sambil mengerjakan pekerjaan rumah. Dio sudah lebih sehat.

Anak usia 11 tahun itu terlihat mengambil tongkat. Untuk membantunya berjalan.

Sayup-sayup terdengar suara dari televisi di rumah Pak Uji.

"..kami akan bersama-sama membangun Indonesia. Saya tidak dipanggil, tapi kami akan bersama-sama membangun Indonesia.."

Pak Uji membatin, "amin'.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun