Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Sekolah Cita

17 Oktober 2024   05:43 Diperbarui: 17 Oktober 2024   09:49 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dung, kamu 'bodo'! Makanya jadi sering dihukum, rasain!"

Samar-samar Pak Uji mendengar seorang siswa menghardik Dudung.

Dudung tidak merespon sepertinya. Kemudian ada suara lagi. "Makanya jangan males, kamu. Udah bodo, miskin lagi."

"Iya, sama kayak kamu Fahmi. Jangan belagu kalo masih miskin!"

Pak Uji kemudian keluar dari ruangannya.

"Ini ada apa, koq mulut siswa sekolahan seperti itu? Ada apa, Dung? Ada apa Fahmi?

Dudung dan Fahmi tidak menjawab dan hanya menunduk.

"Ini lagi, penjaga sekolah saja mau ikut-ikutan!"

Lagi-lagi suara anak yang menghardik Dudung dan Fahmi kembali menghardik Pak Uji.

"Pak Uji tidak mau ikut-ikutan, Nak. Hanya bertanya, koq sesama siswa bicaranya seperti itu. Pak Uji juga gak sekolah tapi Pak Uji tau bahwa apa yang dikatakan kamu tadi itu tidak baik. Pak Uji juga udah merekam tadi."

Anak yang bernama Edo terdiam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun