Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Sekolah Cita

17 Oktober 2024   05:43 Diperbarui: 17 Oktober 2024   09:49 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Uji melihat adegan itu dan menghela nafas. Teringat Dio anaknya di rumah.

**

Petang itu, Pak Uji memeriksakan Dio. Pak Uji cukup lega mengetahui bahwa Dio hanya demam biasa. Resep yang diterimanya dimasukkan ke dalam saku jaket berwarna biru tua.

"Dio, Bapak antar kamu pulang dulu, ya. Bapak akan tebus obat ini dulu. Nanti Dio makan dulu sama Ibu terus nanti tunggu Bapak pulang, diminum obatnya."

Pak Uji memarkirkan motornya di halam rumah sederhananya itu.

"Bu, Dio hanya demam. Aku tak nebus obat dulu."

Bu Uji menganggukkan kepala sambil mengantar suaminya pergi mengendarai motor ke apotik.

"Dio ayo maem dulu.."

**

Keesokan pagi di Sekolah Cita. Sebagian guru bertugas di luar sekolah. Sebagian siswa ditugaskan untuk membersihkan ruangan kelas diawasi oleh guru-guru yang tidak tugas.

Hari itu, Pak Uji membersihkan ruangan perpustakaan sekolah. Ada beberapa anak di sana. Pak Uji juga melihat Dudung dan Fahmi bersama 4 anak lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun