"Ganesha, terima kasih ya.."
"Iiih, cieeee... Sama-sama.. Tapi buat apa dan buat yang mana?" Ganesha ngeledek dengan wajah yang sedikit njengkelin.
"Paket itu.."
"Paket? Paket apa, Mentari? Aku tidak memberikan paket apapun."
Wajah Ganesha terlihat kebingungan. Banyak rona keheranan di sana. Kejujuran di wajah Ganesha terlihat jelas.
"Wiiii banyakkk penggemar.."
"Seriusan ini.. Aku mendapatkan paket. Aku kira darimu."
"Ngarep ya. Hehe. Disegerakan, deh.."
Mentari melotot. Ganesha tertawa tergelak.
Ada dua pasang mata melihat keduanya. Mata Ibu Rahutami dan Kilau Mutiara Cemerlang Dharmawan. Tangan mereka bertatut, berpegangan erat. Ada doa yang mungkin dilantunkan untuk kebahagiaan anak dan sulung dan kakak terkasih.
Terlihat kemudian, Mentari mengantar Ganesha keluar pagar rumah. Rumah yang didirikan Pak Dharmawan di tanah berluas 450 meter persegi itu beberapa puluh tahun silam. Rumah masa kecil Mentari, Tiara, dan Elang yang sangat hangat.