"Mulai judes..."
Mentari tersenyum.
"Jika Aku bisa ada yang menggantikan untuk mengantar paket donasi ke Rembang, Aku pasti datang bersama. Skenario awal Lydia dan kita berdua berangkat bersama. Koordinasi yang cukup matang di awal, tapi kondisinya paket donasi itu dibutuhkan di Panti Asuhan Rembang, dan harus ada orang yang mengantarkan."
"Ganesha, pekerjaan ini.... Cukup membingungkan. Sesuatu yang tidak ada kaitannya denganmu, tetapi dengan segala daya kamu lakukan. Kamu dapat apa?"
Pertanyaan Mentari ini ditanggapi senyuman saja oleh Ganesha. Mentari semakin bingung dibuatnya.
"Ibu Mentari yang judes, nikmati saja hidup Ibu besok di sana.... Jawaban yang dirimu tanyakan pasti kamu dapatkan di sana."
"Hiih, curang..." Mentari mencubit lengan Ganesha.
"Duuh, sakit. Begini cubitan Ibu Mentari yang judes, ya... Ih, ungu nih."
"Lebay, itu kurang sakit!" Mentari menanggapi kalimat Ganesha. "Ni, mau lagi..!"
Liukan tangkai beberapa tanaman bunga Ibu ikut melihat cerianya Mentari hari itu. Keceriaan yang tidak dibuat-buat. Keceriaan dan sukacita yang timbul dari dalam hati. Mentari yang ceria dan bisa memberi energi baik.
Sementara itu, Mentari masih memikirkan paket hijau yang diterimanya beberapa saat kemarin. Akhirnya Mentari memutuskan untuk bertanya.