Mohon tunggu...
Nisrina Sri Susilaningrum
Nisrina Sri Susilaningrum Mohon Tunggu... Guru - Great Learner

Great Learner

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber] Selubung Kabut

27 November 2015   23:59 Diperbarui: 28 November 2015   00:45 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita aristokrat itu berbalik, dan tersenyum.

Aku tersentak, “Mama...?”

“Ya, lalu apa? Kau akan berlari dan memelukku? Hmm...jangan harap, karena sesuai dengan profesi kita, ikatan keluarga hanya akan melemahkan.”

Hatiku seperti teriris, kulirik si wajah hangat, dia tak menunjukkan ekspresi apapun. Ternyata benar ucapan Ran, jangan pernah percaya pada siapapun.

“Apakah ayah tahu, Ma?”

“Justru karena ia terlalu banyak tahu, ia harus mati.”

Kini aku tahu yang sebenarnya, dan semakin aku tahu, semakin kuterdiam. Kulangkahkan kaki keluar ruangan. Samar terdengar suara Mama menyuruh si wajah hangat untuk mengikutiku. Entah apa maksudnya, kalau memang aku hanya melemahkannya. Mengapa tak dibiarkannya aku pergi.

Tak peduli salju, tak peduli kabut, aku berjalan dan terus berjalan. Menembus malam berbalut salju kelam.

Kabut lindungilah aku, aku ingin menghilang bersamamu.

Awan ajaklah aku kemanapun kau berarak pergi.

Bulan...janganlah kau mati sebelum mengajakku bersamamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun