“Kau adalah intelijen Rusia sekaligus Indonesia, karena identitasmu bocor, seseorang ingin melindungimu, sehingga menempatkanmu di rumah sakit ini, agar aman dari incaran pihak Rusia.”
“Setelah MPD, sekarang agen ganda, setelah ini apalagi? Oh, sepertinya kau sengaja ingin membuatku benar-benar gila seperti dr. Jalal selama ini?” ucapku
“Hahaha…ternyata kau tak percaya, kaupikir agen ganda itu hanya ada di film atau kisah fiksi?”
Aku mengangguk pelan. Aku benar-benar bingung dengan hidupku saat ini.
Ketika Ran telah sampai di depanku. Aku mundur pelan dengan waspada.
“Kalau memang itu benar, mengapa kau bisa tahu seluruh kisah hidupku, Ran?” tanyaku
“Karena kau amat istimewa bagiku.” Ran tersenyum amat manis, dan sedetik kemudian ia menelan sesuatu dengan cepat, kemudian tubuhnya rubuh.
“Raan...” teriakku sembari mencoba menangkap tubuhnya sebelum jatuh ke lantai. Aku kaget, karena tubuhku dengan ringan dapat menangkapnya tepat waktu sebelum jatuh ke lantai.
“Maafkan aku, Anna. Aku tak sanggup membunuhmu.” Ucapnya di sela nafasnya yang tinggal satu-satu.
“Ran, jangan banyak bicara dulu. aku akan menolongmu.” Ucapku gusar
Dia menggeleng lemah, “Ingatlah satu hal, Anna. Jangan pernah percaya pada siapapun.”