Mohon tunggu...
Nisrina Sri Susilaningrum
Nisrina Sri Susilaningrum Mohon Tunggu... Guru - Great Learner

Great Learner

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fiksi Penggemar RTC] Lukisan Bernyawa

11 September 2015   00:01 Diperbarui: 11 September 2015   01:26 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Sit, kita bicara di halaman belakang sebentar ya.” Ucapku dengan sedikit berbisik.

Siti yang baru selesai piket memasak langsung mengangguk. Dia paham bahwa itu berarti percakapan rahasia, tak ada yang boleh tau.

Setelah kami duduk di rerumputan, dia bertanya dengan wajah serius, “Ada apa, Yat?”

“kau masih ingat lukisan di rumah besar itu, Sit?” tanyaku

Siti mengangguk sambil menunggu kata-kataku selanjutnya.

“walaupun sudah kucoba untuk tidak memikirkannya, tetap saja ingatan itu tak mau hilang. Dan sejak pertama kali kita sadar bahwa Adi hilang, entah mengapa pikiranku langsung melayang pada lukisan di rumah besar itu. Aku membayangkan wajah Adi lah yang terlukis di sana.” Ujarku.

“Kau terlalu banyak nonton film, Yat.” Ucap Siti menggodaku.

“Aku serius, Sit.” Ujarku tanpa senyum.

“Ah, kau ini, bagaimana bisa menuduh seseorang tanpa bukti? Apalagi kita belum tahu apakah Adi masih hidup atau tidak, dibunuh atau disiksa. Lha wong mayatnya aja ngga ada.”

“Aku juga bingung, tapi yang pasti, aku benar-benar penasaran dan ingin datang ke rumah itu lagi, Sit. Aku akan membuktikan pada orang-orang bahwa memang ada yang tidak beres dengan rumah itu.”

“Kau gila, Yat. Bisa-bisa kau ditendang sebelum menyentuh halamannya, atau malah digiring ke kantor polisi.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun