Mohon tunggu...
Nisa Hestuning
Nisa Hestuning Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya asalah seorang guru Keterampilan Tata Busana di salah satu SLB negeri di Yogkayarta. Saya menyukai tentang kerajinan produk dari limbah kain seperti patchwork dan kerajinan yoyo.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Best Practice "Meningkatkan Kosakata Siswa Tunarungu Kelas XII Pada Materi Mengenal Nama dan Fungsi Peralatan untuk Menjahit dengan Menggunakan Kartu Gambar serta Kartu Kata

11 Desember 2022   07:16 Diperbarui: 11 Desember 2022   07:21 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menulis best practice menggunakan Metode Star

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SLB NEGERI 1 BANTUL

Lingkup Pendidikan

SMALB

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan Kosakata Siswa Tunarungu Kelas XII pada Materi Mengenal Nama dan Fungsi Peralatan untuk Menjahit dengan Menggunakan Media Kartu Gambar Serta Kartu Kata

Penulis

Nisa Hestuning, S.Pd.T

Tanggal

Aksi 1

Pertemuan 1 Kamis, 13 Oktober 2022

Pertemuan 2 Kamis, 20 Oktober 2022

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Peserta didik anak tunarungu mempunyai karakteristik yang berbeda dengan peserta didik normal dalam berbagai hal termasuk dalam pembelajaran. Anak  tunarungu merupakan peserta didik  yang memiliki hambatan/ gangguan  pendengaran. Gangguan pendengaran yang dialami bisa sebagian atau bisa secara keseluruhan. Kondisi ini menyebabkan siswa kesulitan dalam menerima informasi. Kesulitan menerima informasi ini memberikan dampak pada anak tunarungu mengalami hambatan perkembangan bicara dan bahasa. Akibat dari terhambat dalam perkembangan bicara dan bahasa, anak tunarungu akan mengalami kesulitan dalam pemahaman bacaan materi pelajaran karena miskin bahasa/ kosakata.

Hambatan yang dimiliki oleh peserta didik ini mengakibatkan kosakata mengenai nama dan fungsi peralatan menjahit masih sangat kurang. Kondisi ini ditunjukkan dengan ketika guru menunjukkan salah satu alat dan ditanya nama alat tersebut peserta didik tidak tahu. Hasil perolehan nilai peserta didik juga masih kurang. Selama pembelajaran guru juga memberikan materi mengenai nama dan fungsi peralatan menjahit berupa hand out kepada peserta didik. Pada saat penyampaian materi teori guru menggunakan metode yang tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik seperti banyak ceramah. Peserta didik dengan hambatan pendengaran sulit menerima materi dengan metode ini. Media pembelajaran yang bersifat visual lebih mudah dimengerti oleh anak tunarungu. Guru harus dapat memvisualkan materi dengan tepat supaya penyampaian materi mudah dimengerti oleh peserta didik dengan hambatan pendengaran.

 

Setelah melakukan pengamatan dan wawancara dengan beberapa peserta didik dan guru senior dapat dilihat beberapa kondisi yang terjadi ketika pembelajaran yaitu :

Peserta didik kurang bersemangat mengikuti proses pembelajaran

Peserta didik kurang aktif pada saat pembelajaran

Peserta didik tidak tahu atau tidak menjawab ketika ditunjukkan beberapa alat untuk menjahit

Pembelajaran berpusat pada guru sebagai sumber belajar

Peserta didik kesulitan memahami materi teori yang diberikan

Peserta didik tidak dapat belajar secara mandiri karena masih bergantung pada guru atau teman sebaya

Peserta didik kurang percaya diri untuk bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan    

Nilai peserta didik rata-rata masih rendah khususnya materi mengenal nama dan fungsi peralatan menjahit

Dilihat dari kondisi tersebut tidak sepenuhnya dari faktor siswa tapi bisa disebabkan oleh guru pada saat mengajar. Guru belum menggunakan metode dan media pembelajaran yang menarik atau pembelajaran cenderung monoton seperti siswa hanya diminta membaca hand out kemudian mencatat di buku catatan.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena banyak guru keterampilan khususnya guru Tata Busana di SLB mengalami permasalahan seperti ini. Praktik ini selain diharapkan memotivasi diri saya sendiri juga dapat menjadi referensi bagi rekan guru lainnya.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah melakukan proses pembelelajaran secara efektif dengan menerapkan model, metode, serta media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik dan kondisi peserta didik, sehingga tujuan dan hasil pembelajaran peserta didik dapat tercapai.

                 

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru senior. Maka beberapa tantangan yang terjadi sebagai berikut :

Tantangan dari dalam peserta didik

1. Kondisi fisik dari peserta didik yang memiliki hambatan pendengaran

2. Rendahnya motivasi belajar peserta didik kelas XII SMALB

3. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima materi teori dan maupun materi  praktek karena keterbatasan pendengaran

4. Rendahnya kesiapan peserta didik dalam menerima materi teori maupun praktek karena terlalu lama pembejaran daring di rumah

Tantangan dari guru

1. Pemilihan model pembelajaran yang tidak menyesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peserta didik dengan hambatan pendengaran

2. Penggunaan media pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan karakteristik anak tunarungu

3. Kurang dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran

4. Metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat dengan karakteristik anak tunarungu

Untuk mengatasi tantangan tersebut tentunya perlu keterlibatan dari berbagai pihak terutama peserta didik dan guru. Peserta didik harus mendukung guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang inovatif guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam menghadapi tantangan tersebut yaitu :

Model Pembelajaran

Guru cenderung memilih model pembelajaran yang tidak menyesuaikan dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik dapat mengakibatkan proses dan hasil pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Untuk pembelajaran Tata Busana ini dapat menggunakan model pembelajaran yang berbasis masalah atau dapat juga menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Karakteristik peserta didik kelas XII SMALB sudah mampu melakukan proses pembelajaran secara diskusi berkelompok.

Model pembelajaran pada materi mengenal nama dan fungsi peralatan menjahit menggunakan model pembelajaran project based learning karena dalam pembelajaran peserta didik melakukan kegiatan dan mendapat tantangan untuk memecahkan permasalah dalam kehidupan sehari-hari secara berkelompok.

Sintak dari Project Based Learning  adalah sebagai berikut :

1. Penugasan proyek

Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan atau dari penugasan yang diberikan.

2. Membuat perencanaan proyek

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan.

3. Menyusun jadwal perencanaan proyek

Kesepakatan antara peserta didik dengan guru mengenai waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan proyek.

4. Memonitor perkembangan kegiatan proyek

Guru bertanggung jawab utnuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Guru memberikan informasi kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam berkelompok.

5. Menguji hasil

Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan hasil proyek di depan kelompok lain secara bergantian.

6. Mengevaluasi kegiatan

Pada akhir proses pembelajaran guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dilaksanakan. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Keunggulan penerapan model project based learning yaitu :

  • Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar
  • Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
  • Membuat peserta didik untuk lebih aktif
  • Meningkatkan kolaborasi
  • Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan komunikasi
  • Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber
  • Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
  • Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata
  • Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki
  • Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan

Metode Pembelajaran

Pembelajaran dengan metode ceramah pada anak tunarungu akan tidak efektif jika dilakukan. Keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunarungu dalam mendengar informasi berupa suara menyebabkan informasi yang disampaikan akan sia-sia. Pemberian hand out saja juga dirasa kurang efektif dalam penyampaian informasi. Oleh sebab itu perlu adanya perubahan dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik anak tunarungu. Metode pembelajaran yang dipilih adalah metode diskusi secara berkelompok dan metode permainan. Metode permainan ini dapat meningkatkan kerjasama, aktivitas seluruh peserta didik tanpa adanya perbedaan status dan melibatkan peran tutor teman sebaya.

 Dengan metode ini peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak merasa bosan karena ada permainan tebak kartu gambar serta kartu kata. Peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran Tata Busana.

Media Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif tentunya memerlukan perencanaan yang baik begitu juga dalam pemilihan media pembelajaran yang digunakan akan memerlukan perencanaan juga. Dalam pembelajaran ini menggunakan media berbasis teknologi dengan memanfaatkan media smartphone untuk mencari informasi. Peserta didik diberi tugas secara berkelompok untuk mencari informasi mengenai fungsi peralatan menjahit  melalui smartphone yang mereka miliki di google.

Media pembelajaran yang bersifat visual akan mudah dimengerti oleh anak tunarungu. Pada pembelajaran ini  menggunakan media berupa kartu kata dan kartu gambar untuk meningkatkan kosakata peserta didik mengenai nama dan fungsi peralatan menjahit. Melalui media variasi gambar  dapat meningkatkan kosakata pada anak tunarungu. Media kartu gambar dan kartu kata ini dapat mempermudah pemahaman peserta didik dengan hambatan pendengaran dalam mengenal nama dan fungsi peralatan menjahit.

Kelebihan TPACK dalam pembelajaran

  • Media  pembelajaran yang sesuai untuk anak tunarungu
  • Kelebihan TPACK dalam pembelajaran adalah :
  • Meningkatkan pemahaman peserta didik melalui keterlibatan teknologi
  • Meningkatkan keterampilan guru dalam mengkolaborasikan teknologi dalam pembelajaran
  • Peserta didik mendapatkan tantangan baru dalam proses belajarnya
  • Konten pembelajaran yang rumit dapat disederhanakan dengan teknologi
  • Membantu guru mencapai tujuan pengembangan kompetensi

Media pembelajaran yang sesuai untuk anak tunarungu :

  • Media yang bersifat visual
  • Media yang digunakan adalah benda konkrit atau nyata
  • Media visual yang bergerak seperti video

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak dari penerapan model pembelajaran project based learning dengan metode permainan yang dikolaborasikan dengan penggunaan teknologi saat mencari informasi dan penggunaan media pembelajaran berupa kartu kata serta kartu gambar menunjukkan motivasi belajar peserta didik kelas XII SMALB dengan hambatan pendengaran meningkat. Hal ini bisa dilihat saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik sangat antusias dan aktif ketika bermain tebak kartu gambar dan kartu kata mengenai materi nama dan fungsi peralatan menjahit. Pada saat peserta didik mengerjakan tugas diselesaikan dengan mudah dan relatif cepat. Hasil perolehan nilai dari peserta didik mengalami peningkatan.

Respon dari peserta didik dan guru/rekan sejawat menunjukkan pemilihan metode permainan tebak kartu gambar dan kartu kata serta penggunaan model pembelajaran project based learning dengan penggunaan media kartu efektif dan membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan. Peserta didik menjadi aktif saat mencari informasi di Google melalui perangkat HP masing-masing peserta didik dan pada saat permainan tebak kartu secara berkelompok. Metode pembelajaran dengan permainan sesuai dengan karakteristik peserta didik kelas XII SMALB mata pelajaran Keterampilan Tata Busana. Metode permainan ini dapat meningkatkan kerjasama, aktivitas seluruh peserta didik tanpa adanya perbedaan status dan melibatkan peran tutor teman sebaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun