Beberapa diantara kita secara sadar maupun tidak sadar mungkin pernah mengalami hubungan toxic secara emosional. Yuk simak beberapa contoh berikut untuk mengenal lebih dalam agar kedepannya kita dapat terhindar.Â
- Posesive
Pada kelompok pertemanan sering kali terdapat seseorang yang memiliki rasa cinta berlebihan terhadap kelompoknya (Sitoresmi, 2023). Hal ini menimbulkan keinginan mengajak anggota untuk mengikuti semua rencana kelompok tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Rencana tersebut dapat berupa makan bersama, melepas penat dengan liburan, maupun memakai baju dengan warna senada.Â
- Negative Nellie
Negative Nellie merupakan kondisi dimana seseorang selalu berpikir negatif tentang semua hal bahkan terhadap hal-hal positif sekalipun. Orang seperti ini memiliki optimis yang rendah sehingga sering beranggapan bahwa dunia tidak adil padanya (Abdullah, 2022, 16). Seorang negative nellie cenderung melihat kelebihan orang lain daripada kelebihan dirinya sendiri. Akibatnya seorang negative nellie sering mengeluh tentang hal-hal buruk sampai orang lain menaruh perhatian pada kekurangannya. (Nakashima, n.d.)
- The Critical Cathy
Apa yang terjadi jika kritik negatif terus disampaikan dalam hubungan pertemanan? Hal ini akan menjadi toxic friendship jika seseorang terus mengomentari kekurangan orang lain dan menjadikannya sebagai bahan lelucon. Kritik negatif disampaikan sebagai cara untuk terlihat lebih baik daripada orang lain sehingga perhatian berpusat padanya.
- Frenemy
Frenemy merupakan kondisi dimana seseorang menganggap temannya sebagai saingan/musuh. Frenemy dapat dipicu oleh perasaan tidak puas terhadap pencapaian diri sendiri dan merasa iri dengan pencapaian orang lain (Dafiq et al., 2023, 32). Frenemy dapat dikategorikan sebagai ciri-ciri toxic friendship karena dapat menimbulkan perilaku saling menjatuhkan.Â
Sebenarnya masih banyak ciri-ciri toxic friendship yang dapat kita kenali. Selagi kita tidak nyaman berada dalam suatu hubungan pertemanan yang diakibatkan perilaku buruk orang lain maka hal tersebut dapat menjadi indikasi kita sedang berada dalam hubungan toxic friendship.Â
Perilaku teman dalam hubungan toxic friendship menimbulkan dampak yang merugikan. Apabila kita bertahan dalam toxic friendship beberapa hal berikut mungkin akan terjadi pada kita.
- Terganggunya hubungan pertemanan
Seorang posesif akan memberi batasan kepada temannya agar tidak bergaul dengan orang lain. Hal ini terjadi karena rasa cemburu dan seorang posesif tidak sadar bahwa usia remaja adalah masa yang tepat untuk menjalin relasi sebanyak-banyaknya (Keny et al., 2023, 924) .
- Insecure/percaya diri rendah
Akibat terlalu banyak ditekan seseorang akan terus berpikir tentang kekurangannya secara berlebihan. Akibatnya seseorang yang merasa insecure akan merasa tidak pantas berteman dengan siapapun (Zulfah et al., 2022, 296).
- Mengisolasi diri
Terus berada dalam lingkungan negatif dan mengalami kekerasan emosional dapat membuat seseorang tidak mudah percaya dengan siapapun. Hal ini dapat menyebabkan seseorang membatasi diri agar tidak terjadi interaksi. Pada akhirnya orang yang membatasi diri akan merasa kesepian jika tidak melihat lingkungan lain yang lebih sehat (Keny et al., 2023, 922).
- Aspek Otonomi kurang baik
Toxic Friendship mengakibatkan aspek otonomi seseorang berkurang. Otonomi kurang baik membentuk pribadi yang sulit memecahkan masalah dan sangat bergantung pada orang lain. Seseorang akan menjadi labil dan cenderung mengikuti keputusan yang dibuat orang lain karena tidak percaya dengan dirinya sendiri (Aini et al., 2023, 1791).Â
- Depresi