Mohon tunggu...
Nisa
Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas sebelas maret

Menulis menjadi suatu hal yang saya tekuni dalam hal menuangkan gagasan yang saya kritisi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Remaja Rawan Terjebak Toxic Friendship? Berikut Ciri, Dampak, dan Step Keluar dari Toxic Friendship

19 Desember 2023   16:37 Diperbarui: 22 Desember 2023   19:29 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: news.unair.ac.id

Beberapa diantara kita secara sadar maupun tidak sadar mungkin pernah mengalami hubungan toxic secara emosional. Yuk simak beberapa contoh berikut untuk mengenal lebih dalam agar kedepannya kita dapat terhindar. 

  • Posesive

Pada kelompok pertemanan sering kali terdapat seseorang yang memiliki rasa cinta berlebihan terhadap kelompoknya (Sitoresmi, 2023). Hal ini menimbulkan keinginan mengajak anggota untuk mengikuti semua rencana kelompok tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Rencana tersebut dapat berupa makan bersama, melepas penat dengan liburan, maupun memakai baju dengan warna senada. 

  • Negative Nellie

Negative Nellie merupakan kondisi dimana seseorang selalu berpikir negatif tentang semua hal bahkan terhadap hal-hal positif sekalipun. Orang seperti ini memiliki optimis yang rendah sehingga sering beranggapan bahwa dunia tidak adil padanya (Abdullah, 2022, 16). Seorang negative nellie cenderung melihat kelebihan orang lain daripada kelebihan dirinya sendiri. Akibatnya seorang negative nellie sering mengeluh tentang hal-hal buruk sampai orang lain menaruh perhatian pada kekurangannya. (Nakashima, n.d.)

  • The Critical Cathy

Apa yang terjadi jika kritik negatif terus disampaikan dalam hubungan pertemanan? Hal ini akan menjadi toxic friendship jika seseorang terus mengomentari kekurangan orang lain dan menjadikannya sebagai bahan lelucon. Kritik negatif disampaikan sebagai cara untuk terlihat lebih baik daripada orang lain sehingga perhatian berpusat padanya.

  • Frenemy

Frenemy merupakan kondisi dimana seseorang menganggap temannya sebagai saingan/musuh. Frenemy dapat dipicu oleh perasaan tidak puas terhadap pencapaian diri sendiri dan merasa iri dengan pencapaian orang lain (Dafiq et al., 2023, 32). Frenemy dapat dikategorikan sebagai ciri-ciri toxic friendship karena dapat menimbulkan perilaku saling menjatuhkan. 

Sebenarnya masih banyak ciri-ciri toxic friendship yang dapat kita kenali. Selagi kita tidak nyaman berada dalam suatu hubungan pertemanan yang diakibatkan perilaku buruk orang lain maka hal tersebut dapat menjadi indikasi kita sedang berada dalam hubungan toxic friendship. 

Perilaku teman dalam hubungan toxic friendship menimbulkan dampak yang merugikan. Apabila kita bertahan dalam toxic friendship beberapa hal berikut mungkin akan terjadi pada kita.

  • Terganggunya hubungan pertemanan

Seorang posesif akan memberi batasan kepada temannya agar tidak bergaul dengan orang lain. Hal ini terjadi karena rasa cemburu dan seorang posesif tidak sadar bahwa usia remaja adalah masa yang tepat untuk menjalin relasi sebanyak-banyaknya (Keny et al., 2023, 924) .

  • Insecure/percaya diri rendah

Akibat terlalu banyak ditekan seseorang akan terus berpikir tentang kekurangannya secara berlebihan. Akibatnya seseorang yang merasa insecure akan merasa tidak pantas berteman dengan siapapun (Zulfah et al., 2022, 296).

  • Mengisolasi diri

Terus berada dalam lingkungan negatif dan mengalami kekerasan emosional dapat membuat seseorang tidak mudah percaya dengan siapapun. Hal ini dapat menyebabkan seseorang membatasi diri agar tidak terjadi interaksi. Pada akhirnya orang yang membatasi diri akan merasa kesepian jika tidak melihat lingkungan lain yang lebih sehat (Keny et al., 2023, 922).

  • Aspek Otonomi kurang baik

Toxic Friendship mengakibatkan aspek otonomi seseorang berkurang. Otonomi kurang baik membentuk pribadi yang sulit memecahkan masalah dan sangat bergantung pada orang lain. Seseorang akan menjadi labil dan cenderung mengikuti keputusan yang dibuat orang lain karena tidak percaya dengan dirinya sendiri (Aini et al., 2023, 1791). 

  • Depresi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun