http://www.kompasiana.com/nirmalasariwekke
JUDUL
EKSPLORASI AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINTIFIK
(exploration activities learning students in scientific learning mathematics)
IDENTITAS
NIRMALASARI WEKKE, S.Pd
SMPN 1 TELLU LIMPOE
ABSTRAK
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tentang eksplorasi aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran saintifik pada siswa kelas VII ditingkat SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran saintifik pada materi bilangan bulat, pembelajaran saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Metode yang digunakan adalah diskusi kelompk, dan penugasan . Model pembelajaran kelompok dengan prosedur penelitian kooperatif . Hasil yang ditemukan adalah: (1) Siswa cenderung mau bekerja sendiri dibandingkan berdiskusi dengan teman kelompoknya, (2) siswa yang tergolong kurang selalu mengharapkan teman yang lain dan bersikap pasif, (3) siswa yang kurang, enggan bertanya dan lebih cenderung menerima begitu saja .
.
ABSTRACT
The research is exploratory research on student learning activities in a scientific study on the level of junior high school students of class VII. This study aimed to describe the learning activities of students in the scientific study of matter integers, scientific study covering observe, ask, gather information, associates, communicate. The method used is kelompk discussions, and assignments. Group learning model with cooperative research procedures. Results are: (1) Students tend to want to work alone than discussing with a friend group, (2) students who are classified as less always expect another friend and be passive, (3) students who are less reluctant to ask and more likely to take it for granted .
Kata Kunci
Kata kunci : Eksplorasi, aktifitas belajar, pembelajaran saintifik, kooperatif
PENDA-HULUAN
Belajar merupakan aktifitas yang sangat penting bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena proses belajar. Tidak seorangpun yang dilahirkan kedunia memiliki potensi ilmu pengetahuan yang tinggi, oleh karena itu setiap orang selalu dan senantiasa kapan dan di manapun ia berada harus belajar.
Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Hal itu dapat diketahui dari hasil belajar matematika yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes ulangan harian, siswa sering kali mendapatkan nilai 60, 50 bahkan sampai mendapatkan nilai 30, sebagian kecil siswa mendapatkan nilai 70 - 100. Oleh karena itu dalam proses belajar matematika diperlukan metode mengajar yang bervariasi, artinya dalam proses pembelajaran matematika metode mengajar tidak harus selalu sama untuk setiap pokok bahasan, sebab bisa saja terjadi setiap pokok bahasan cocok dengan metode tertentu, sudah seyogyanya seorang pengajar dapat memilih metode mengajar tertentu agar dalam proses belajar matematika siswa lebih aktif dan hasil belajar lebih baik dan lebih meningkat.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan perubahan kurikulum, dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Pemberlakuan kurikulum 2013 dengan strategi pendekatan pembelajaran Saintifik dalam pelaksanaan pembelajarannya. Sejalan diawalinya kurikulum penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan saintifik atau scantific approach atau pendekatan ilmiah menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian bagi para pendidik, penerapan pendekatan ini menjadi tantangan bagi guru terhadap perkembangan aktifitas siswa yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,menjelaskan dan menyimpulkan.
Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan siswa mengikuti aktivitas pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas dan prestasi belajar matematika. Semakin banyak aktivitas dan prestasi belajar matematika baik, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika. Aktivitas di dalam kelas tidak hanya dari siswa tetapi juga memerlukan aktivitas guru. Guru juga diharapkan mampu membangkitkan aktivitas belajar siswa serta mampu membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Kurang aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat pelajaran berlangsung juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa.
Penggunaan model pembelajaran yang monoton masih dipakai guru (pendidik) sampai sekarang ini. Penggunaan model pembelajaran yang monoton membuat siswa jenuh dan akan berdampak pada aktivitas siswa dan prestasi belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang pasif menjadi aktif dan membuat siswa tertarik bahkan tertantang untuk mempelajari materi.Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan dikelas yaitu model pembelajaran kelompok (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa untuk bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial .
Eksplorasi Aktifitas Belajar Matematika Siswa
Dalam kaitannya dengan pembelajaran menurut Sebastian Fedi (http 2013: 1) eksplorasi adalah tahapan pembelajaran dimana siswa diminta aktif menelaah dan mencaritemukan informasi, suatu pengetahuan konsep ilmu baru, tehnik baru, metode dan rumus baru, atau menyelidiki pola hubungan antar konsep ilmu, sambil berusaha memahaminya. Inti kegiatan eksplorasi adalah pelibatan siswa dalam menelaah sesuatu hal baru, entah berhubungan dengan materi pelajaran sebelumnya maupun yang benar-benar baru bagi siswa. Dalam kegiatan eksplorasi selain mempelajari hal-hal yang belum diketahui, juga memberi kesempatan agar siswa mampu menempa kemampuan (ability) pribadinya, dan merupakan inner eksploration. Sebab, dengan demikian siswa akan tahu, apa saja kelemahan dirinya dalam kegiatan belajar.
Pembelajaran aktif memungkinkan siswa untuk aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan (Wahidin, 2014). q Menurut Hornby, active is in the habit of doing thing, energetic. Pembelajaran aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung sebagai proses konstruktivistik. Di sini, siswa tentunya memiliki komitmen, tanggung jawab, dan motivasi (Wahidin, 2014).
Teori Pembelajaran Aktif headymatic@yahoo.com q Pembelajaran aktif memberikan kesempatan kepada anak didik (individu atau kelompok) untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan, sehingga dapat melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata (Wahidin, 2014). q Johnson dan Rising : belajar dapat mengingat sekitar tiga perempatnya dari yang diperbuat” (Wahidin, 2014) q Piaget, Bruner dan Dienes: manipulasi benda-benda konkrit merupakan aktivitas penting dalam pembelajaran matematika. q Ernest : belajar matematika adalah pertama dan paling utama adalah aktif, dengan siswa belajar melalui permainan, kegiatan, penyelidikan, proyek, diskusi, eksplorasi, dan penemuan. q Guru mengerjakan matematika bukan mengajarkan matematika.
Trinandita (submitted by Admin 2013) menyatakan bahwa “hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktifitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Mengerjakan matematika mengandung makna aktifitas guru mengatur kelas sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga murid dapat belajar matematika. Didalam belajar perlu ada aktifitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat, “Learning by doing”. Aktifitas siswa dalam kelas terbagi menjadi dua yaitu kegiatan siswa di dalam tugas (on-task) dan kegiatan di luar kelas ( off-task). Leiken & Zaslasvsky (dalam Rahma 2014) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis aktifitas siswa dalam kelompok kooperatif, yaitu aktifitas aktif dan aktifitas pasif. Kedua jenis aktifitas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
- Aktifitas aktif
Empat kategori untuk aktifitas aktif dalam tugas yang dapat diamati, sebagai berikut:
- Menyelesaikan masalah secara mandiri. Aktifitas siswa masuk pada kategori ini jika mereka secara nyata terlibat dalam menulis penyelesaian suatu masalah yang mereka selesaikan sendiri.
- Membuat catatan tertulis. Aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa menulis materi baik dari papan tulis, dari temannya atau dari sebuah buku.
- Memberi penjelasan. Aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa secara lisan menjawab pertanyaan guru atau pertanyaan siswa lain atau menyarankan/mengusulkan suatu penyelesaian masalah.
- Mengajukan pertanyaan atau menawarkan bantuan. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini, jika siswa mengajukan pertanyaan tentang materi ajar atau mencari bantuan untuk memecahkan suatu masalah.
- Aktifitas pasif
Tiga kategori untuk aktifitas pasif dalam tugas yang dapat diamati, sebagai berikut:
- Mendengar penjelasan. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah mendengar penjelasan yang diberikan guru maupun siswa lainnya.
- Membaca materi ajar. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah jika siswa membaca materi dari sebuah buku, LKS, atau sebuah buku catatan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
- Aktifitas pasif dalam tugas lainnya. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah jika siswa kelihatan berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah, atau jika mereka memperhatikan apa yang dikerjakan temannya.
Selanjutnya aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam aktifitas di luar tugas yang dihadapi, yaitu:
- Siswa membicarakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi ajar
- Siswa membaca sumber lain yang tidak berkaitan dengan tugas yang dihadapi
- Siswa bermain, tidur-tiduran atau melamun
Berdasarkan aktifitas siswa baik di dalam tugas, maupun di luar tugas yang di kemukakan di atas, maka dalam tulisan ini di deskripsikan hasil pengamatan yang diifokuskan pada aktifitas belajar siswa dalam kaitannya dengan pembelajaran saintifik dengan model pembelajaran diskusi kelompok mempunyai potensi yang sangat baik dalam pembelajaran dikelas, siswa akan berdiskusi antara satu dengan yang lain sesama kelompok.
Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Beberapa teori belajar yang relevan dengan pembelajaran saintifik yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan Teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Menurut Bruner (dalam Daryanto, 2014) ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner, Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsic. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak schemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Berpusat pada siswa
- Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hokum atau prinsip
- Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
- Dapat mengembangkan karakter siswa
Produktif inovatif kreatif Afektif
Sikap (Tahu Mengapa)
Pengetahuan (Tahu Apa)
Keterampilan (Tahu Bagaimana)
Bagan: Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terinteraksi
Menurut Daryanto (2013: 59) aktifitas dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Observing (mengamati)
Questioning (menanya)
Associating (menalar)
Eksperimentil (mencoba)
Networking (membentuk jejaring
- Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiata mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian,dan mencari informasi.
- Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan, pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang kongkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau hal lain yang lebih abstrak. Kegiatan menanya dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud nomor 81a tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreatifita, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
- Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.Dalam permendikbud 81a tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
- Mengasosiasi/mengolah informasi, menalar
Dalam Permendikbud nomor 81a tahun 2013 kegiatan pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
- Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Dalam kegiatan mencoba dilakukan tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
- Mengkomunikasikan
Dalam Permendikbud 81a tahun 2013 kegiatan “mengkomunikasikan” adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Submitted by Admin (2013) Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
Menurut majalah Forum Kebijakan Ilmiah yang terbit di Amerika pada tahun 2004 sebagaimana dikutip Submitted by Admin (2013) menyatakan bahwa pembelajaran ilmiah mencakup strategi pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan siswa dalam proses berpikir dan penggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat membedakan kemampuan siswa yang bervariasi. Penerapan metode ilmiah membantu guru mengindentifikasi perbedaan kemampuan siswa.
Forum Kebijakan Ilmiah tahun 2014 dalam Submitted by Admin (2013) menyatakan bahwa bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus memenuhi tiga prinsip utama; yaitu:
- Belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learningatau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa.
- Assessment berarti pengukuran kemajuan belajar siswa yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
- Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa aktifitas belajar matematika dalam pembelajaran saintifik dapat menfasilitasi siswa untuk berinteraksi dengan anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah, siswa berinteraksi dengan guru dengan bertanya, dan juga kesiapan guru menyediakan bantuan yang cocok untuk siswa yang membutuhkan, dalam hal ini guru seyogyanya mengasumsikan tentang kemampuan siswa yang berbeda satu sama lain dan akan berbeda pula bagaimana mereka itu belajar matematika.
JUDUL
EKSPLORASI AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINTIFIK
(exploration activities learning students in scientific learning mathematics)
IDENTITAS
NIRMALASARI WEKKE, S.Pd
SMPN 1 TELLU LIMPOE
ABSTRAK
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tentang eksplorasi aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran saintifik pada siswa kelas VII ditingkat SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran saintifik pada materi bilangan bulat, pembelajaran saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Metode yang digunakan adalah diskusi kelompk, dan penugasan . Model pembelajaran kelompok dengan prosedur penelitian kooperatif . Hasil yang ditemukan adalah: (1) Siswa cenderung mau bekerja sendiri dibandingkan berdiskusi dengan teman kelompoknya, (2) siswa yang tergolong kurang selalu mengharapkan teman yang lain dan bersikap pasif, (3) siswa yang kurang, enggan bertanya dan lebih cenderung menerima begitu saja .
.
ABSTRACT
The research is exploratory research on student learning activities in a scientific study on the level of junior high school students of class VII. This study aimed to describe the learning activities of students in the scientific study of matter integers, scientific study covering observe, ask, gather information, associates, communicate. The method used is kelompk discussions, and assignments. Group learning model with cooperative research procedures. Results are: (1) Students tend to want to work alone than discussing with a friend group, (2) students who are classified as less always expect another friend and be passive, (3) students who are less reluctant to ask and more likely to take it for granted .
Kata Kunci
Kata kunci : Eksplorasi, aktifitas belajar, pembelajaran saintifik, kooperatif
PENDA-HULUAN
Belajar merupakan aktifitas yang sangat penting bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena proses belajar. Tidak seorangpun yang dilahirkan kedunia memiliki potensi ilmu pengetahuan yang tinggi, oleh karena itu setiap orang selalu dan senantiasa kapan dan di manapun ia berada harus belajar.
Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Hal itu dapat diketahui dari hasil belajar matematika yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes ulangan harian, siswa sering kali mendapatkan nilai 60, 50 bahkan sampai mendapatkan nilai 30, sebagian kecil siswa mendapatkan nilai 70 - 100. Oleh karena itu dalam proses belajar matematika diperlukan metode mengajar yang bervariasi, artinya dalam proses pembelajaran matematika metode mengajar tidak harus selalu sama untuk setiap pokok bahasan, sebab bisa saja terjadi setiap pokok bahasan cocok dengan metode tertentu, sudah seyogyanya seorang pengajar dapat memilih metode mengajar tertentu agar dalam proses belajar matematika siswa lebih aktif dan hasil belajar lebih baik dan lebih meningkat.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan perubahan kurikulum, dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Pemberlakuan kurikulum 2013 dengan strategi pendekatan pembelajaran Saintifik dalam pelaksanaan pembelajarannya. Sejalan diawalinya kurikulum penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan saintifik atau scantific approach atau pendekatan ilmiah menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian bagi para pendidik, penerapan pendekatan ini menjadi tantangan bagi guru terhadap perkembangan aktifitas siswa yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,menjelaskan dan menyimpulkan.
Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan siswa mengikuti aktivitas pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas dan prestasi belajar matematika. Semakin banyak aktivitas dan prestasi belajar matematika baik, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika. Aktivitas di dalam kelas tidak hanya dari siswa tetapi juga memerlukan aktivitas guru. Guru juga diharapkan mampu membangkitkan aktivitas belajar siswa serta mampu membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Kurang aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat pelajaran berlangsung juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa.
Penggunaan model pembelajaran yang monoton masih dipakai guru (pendidik) sampai sekarang ini. Penggunaan model pembelajaran yang monoton membuat siswa jenuh dan akan berdampak pada aktivitas siswa dan prestasi belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang pasif menjadi aktif dan membuat siswa tertarik bahkan tertantang untuk mempelajari materi.Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan dikelas yaitu model pembelajaran kelompok (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa untuk bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial .
Eksplorasi Aktifitas Belajar Matematika Siswa
Dalam kaitannya dengan pembelajaran menurut Sebastian Fedi (http 2013: 1) eksplorasi adalah tahapan pembelajaran dimana siswa diminta aktif menelaah dan mencaritemukan informasi, suatu pengetahuan konsep ilmu baru, tehnik baru, metode dan rumus baru, atau menyelidiki pola hubungan antar konsep ilmu, sambil berusaha memahaminya. Inti kegiatan eksplorasi adalah pelibatan siswa dalam menelaah sesuatu hal baru, entah berhubungan dengan materi pelajaran sebelumnya maupun yang benar-benar baru bagi siswa. Dalam kegiatan eksplorasi selain mempelajari hal-hal yang belum diketahui, juga memberi kesempatan agar siswa mampu menempa kemampuan (ability) pribadinya, dan merupakan inner eksploration. Sebab, dengan demikian siswa akan tahu, apa saja kelemahan dirinya dalam kegiatan belajar.
Pembelajaran aktif memungkinkan siswa untuk aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan (Wahidin, 2014). q Menurut Hornby, active is in the habit of doing thing, energetic. Pembelajaran aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung sebagai proses konstruktivistik. Di sini, siswa tentunya memiliki komitmen, tanggung jawab, dan motivasi (Wahidin, 2014).
Teori Pembelajaran Aktif headymatic@yahoo.com q Pembelajaran aktif memberikan kesempatan kepada anak didik (individu atau kelompok) untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan, sehingga dapat melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata (Wahidin, 2014). q Johnson dan Rising : belajar dapat mengingat sekitar tiga perempatnya dari yang diperbuat” (Wahidin, 2014) q Piaget, Bruner dan Dienes: manipulasi benda-benda konkrit merupakan aktivitas penting dalam pembelajaran matematika. q Ernest : belajar matematika adalah pertama dan paling utama adalah aktif, dengan siswa belajar melalui permainan, kegiatan, penyelidikan, proyek, diskusi, eksplorasi, dan penemuan. q Guru mengerjakan matematika bukan mengajarkan matematika.
Trinandita (submitted by Admin 2013) menyatakan bahwa “hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktifitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Mengerjakan matematika mengandung makna aktifitas guru mengatur kelas sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga murid dapat belajar matematika. Didalam belajar perlu ada aktifitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat, “Learning by doing”. Aktifitas siswa dalam kelas terbagi menjadi dua yaitu kegiatan siswa di dalam tugas (on-task) dan kegiatan di luar kelas ( off-task). Leiken & Zaslasvsky (dalam Rahma 2014) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis aktifitas siswa dalam kelompok kooperatif, yaitu aktifitas aktif dan aktifitas pasif. Kedua jenis aktifitas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
- Aktifitas aktif
Empat kategori untuk aktifitas aktif dalam tugas yang dapat diamati, sebagai berikut:
- Menyelesaikan masalah secara mandiri. Aktifitas siswa masuk pada kategori ini jika mereka secara nyata terlibat dalam menulis penyelesaian suatu masalah yang mereka selesaikan sendiri.
- Membuat catatan tertulis. Aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa menulis materi baik dari papan tulis, dari temannya atau dari sebuah buku.
- Memberi penjelasan. Aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa secara lisan menjawab pertanyaan guru atau pertanyaan siswa lain atau menyarankan/mengusulkan suatu penyelesaian masalah.
- Mengajukan pertanyaan atau menawarkan bantuan. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini, jika siswa mengajukan pertanyaan tentang materi ajar atau mencari bantuan untuk memecahkan suatu masalah.
- Aktifitas pasif
Tiga kategori untuk aktifitas pasif dalam tugas yang dapat diamati, sebagai berikut:
- Mendengar penjelasan. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah mendengar penjelasan yang diberikan guru maupun siswa lainnya.
- Membaca materi ajar. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah jika siswa membaca materi dari sebuah buku, LKS, atau sebuah buku catatan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
- Aktifitas pasif dalam tugas lainnya. Aktifitas siswa yang dikelompokkan dalam kategori ini adalah jika siswa kelihatan berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah, atau jika mereka memperhatikan apa yang dikerjakan temannya.
Selanjutnya aktifitas siswa dikelompokkan ke dalam aktifitas di luar tugas yang dihadapi, yaitu:
- Siswa membicarakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi ajar
- Siswa membaca sumber lain yang tidak berkaitan dengan tugas yang dihadapi
- Siswa bermain, tidur-tiduran atau melamun
Berdasarkan aktifitas siswa baik di dalam tugas, maupun di luar tugas yang di kemukakan di atas, maka dalam tulisan ini di deskripsikan hasil pengamatan yang diifokuskan pada aktifitas belajar siswa dalam kaitannya dengan pembelajaran saintifik dengan model pembelajaran diskusi kelompok mempunyai potensi yang sangat baik dalam pembelajaran dikelas, siswa akan berdiskusi antara satu dengan yang lain sesama kelompok.
Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Beberapa teori belajar yang relevan dengan pembelajaran saintifik yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan Teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Menurut Bruner (dalam Daryanto, 2014) ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner, Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsic. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak schemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Berpusat pada siswa
- Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hokum atau prinsip
- Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
- Dapat mengembangkan karakter siswa
Produktif inovatif kreatif Afektif
Sikap (Tahu Mengapa)
Pengetahuan (Tahu Apa)
Keterampilan (Tahu Bagaimana)
Bagan: Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terinteraksi
Menurut Daryanto (2013: 59) aktifitas dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Observing (mengamati)
Questioning (menanya)
Associating (menalar)
Eksperimentil (mencoba)
Networking (membentuk jejaring
- Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiata mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian,dan mencari informasi.
- Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan, pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang kongkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau hal lain yang lebih abstrak. Kegiatan menanya dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud nomor 81a tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreatifita, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
- Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.Dalam permendikbud 81a tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
- Mengasosiasi/mengolah informasi, menalar
Dalam Permendikbud nomor 81a tahun 2013 kegiatan pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
- Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Dalam kegiatan mencoba dilakukan tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
- Mengkomunikasikan
Dalam Permendikbud 81a tahun 2013 kegiatan “mengkomunikasikan” adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Submitted by Admin (2013) Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
Menurut majalah Forum Kebijakan Ilmiah yang terbit di Amerika pada tahun 2004 sebagaimana dikutip Submitted by Admin (2013) menyatakan bahwa pembelajaran ilmiah mencakup strategi pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan siswa dalam proses berpikir dan penggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat membedakan kemampuan siswa yang bervariasi. Penerapan metode ilmiah membantu guru mengindentifikasi perbedaan kemampuan siswa.
Forum Kebijakan Ilmiah tahun 2014 dalam Submitted by Admin (2013) menyatakan bahwa bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus memenuhi tiga prinsip utama; yaitu:
- Belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learningatau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa.
- Assessment berarti pengukuran kemajuan belajar siswa yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
- Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa aktifitas belajar matematika dalam pembelajaran saintifik dapat menfasilitasi siswa untuk berinteraksi dengan anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah, siswa berinteraksi dengan guru dengan bertanya, dan juga kesiapan guru menyediakan bantuan yang cocok untuk siswa yang membutuhkan, dalam hal ini guru seyogyanya mengasumsikan tentang kemampuan siswa yang berbeda satu sama lain dan akan berbeda pula bagaimana mereka itu belajar matematika.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian secara teoritis tentang pembelajaran saintifik dalam pembelajaran matematika, dan hasil pengamatan yang masih sangat terbatas. Disimpulkan bahwa aktivitas siswa yang diharapkan dalam belajar kelompok khususnya yang berkaitan dengan aktifitas belajar antara siswa untuk saling membantu menyelesaikan masalah belum tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, aktifitas siswa di dalam kelompok, masih perlu dikaji secara mendalam di dalam pembelajaran matematika untuk siswa SLTP. Khususnya mencari penyebab tidak terjadinya aktifitas aktif sesuai yang diharapkan. Mungkin saja aktifitas itu tidak terjadi karena dominasi guru dalam proses pembelajaran, atau faktor dari siswa sendiri yang tidak mendukung terjadinya aktifitas aktif Dalam kaitan ini, penulis sementara melakukan penelitian lanjutan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk aktifitas yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika melalui pembelajaran saintifik di tingkat SLTP.
Bentuk-bentuk aktifitas yang diperoleh dari hasil penelitian, akan sangat bermanfaat untuk merancang suatu model pembelajaran saintifik dalam pembelajaran matematika di tingkat SLTP yang dapat meningkatkan hasil belajar akademik, dan pengembangan keterampilan sosial. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan aktifitas belajar siswa melalui pembelajaran saintifik di dalam proses pembelajaran matematika. Sebagaimana kita ketahui bahwa aktifitas belajar siswa merupakan salah satu dari tujuan umum pembelajaran matematika sekolah berdasarkan kurikulum 2013.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian secara teoritis tentang pembelajaran saintifik dalam pembelajaran matematika, dan hasil pengamatan yang masih sangat terbatas. Disimpulkan bahwa aktivitas siswa yang diharapkan dalam belajar kelompok khususnya yang berkaitan dengan aktifitas belajar antara siswa untuk saling membantu menyelesaikan masalah belum tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, aktifitas siswa di dalam kelompok, masih perlu dikaji secara mendalam di dalam pembelajaran matematika untuk siswa SLTP. Khususnya mencari penyebab tidak terjadinya aktifitas aktif sesuai yang diharapkan. Mungkin saja aktifitas itu tidak terjadi karena dominasi guru dalam proses pembelajaran, atau faktor dari siswa sendiri yang tidak mendukung terjadinya aktifitas aktif Dalam kaitan ini, penulis sementara melakukan penelitian lanjutan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk aktifitas yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika melalui pembelajaran saintifik di tingkat SLTP.
Bentuk-bentuk aktifitas yang diperoleh dari hasil penelitian, akan sangat bermanfaat untuk merancang suatu model pembelajaran saintifik dalam pembelajaran matematika di tingkat SLTP yang dapat meningkatkan hasil belajar akademik, dan pengembangan keterampilan sosial. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan aktifitas belajar siswa melalui pembelajaran saintifik di dalam proses pembelajaran matematika. Sebagaimana kita ketahui bahwa aktifitas belajar siswa merupakan salah satu dari tujuan umum pembelajaran matematika sekolah berdasarkan kurikulum 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H