Perempuan itu membuka kaca mata dan helmetnya. Tampak sorot matanya yang tajam dengan bulu mata lentiknya. Kulit tubuh dan bibirnya yang seksi sekilas menarikku untuk mendekatinya. Aku tergerak oleh kemolekan tubuh dan paras cantiknya. Aku melangkah dan duduk tepat di samping kanan perempuan itu.
"Mbak, taruh saja itu helmet daripada dipangku, kayak anak saja dipangku. Takut hilang ya?" kataku membuka pembicaraan.
"Biarin saja," kata perempuan itu cuek.
"Tinggal di mana?" tanyaku.
Agak lama perempuan itu menjawab pertanyaanku. Aku penasaran dan takut dia tak bisa aku dekati. Maka aku biarkan dia untuk santai dalam menjawab pertanyaanku.
"Motor yang mana yang diperbaiki?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Itu tuh yang di sana," sahutnya pada akhirnya.
"Motor tahun berapa?" tanyaku melanjutkan. Aku tak mau pembicaraan berhenti.
"Wah mana saya tahu. Nggak tahu tahun berapa?" jawabnya pendek.
"Loh memang tidak setiap hari memakainya sampai tak tahu tahun berapa dibelinya?" kataku setengah bertanya.
"Nggak tuh," sahutnya cuek.