Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 30 judul, antologi berbagai genre 175 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Swasunting

18 Januari 2025   15:22 Diperbarui: 20 Januari 2025   19:05 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Catatan Swasunting 

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Kekurangcermatan  dalam Penulisan Cerpen

Secara teknis, menulis memiliki aturan tersendiri. Aturan tersebut bisa kita cermati pada EYD V.

Kesalahan teknis mekanis dalam penulisan tersebut biasanya mencakup penulisan kata, penggunaan tanda baca yang tidak sesuai, kesalahan penyusunan struktur kalimat, dan ketidaktepatan memilih kata. Akibatnya, kalimat yang disampaikan mengandung kerancuan (ambigu) dan pembaca kesulitan menangkap pesan yang ingin disampaikan.

Untuk mencegah hal ini, penulis wajib selalu meng-update dan meng-upgrade diri dengan makin memerhatikan tata bahasa secara cermat. Yang tak lalah penting, bagaimanapun harus melakukan penyuntingan mandiri atau swasunting dengan saksama sebelum memublikasikan karya.

Hal-hal perlu yang dicermati dan dibenahi, antara lain:

1.Masalah penulisan huruf kapital

a.Nama tidak menggunakan huruf kapital. Sering kali terlihat dalam naskah, penulis tidak menggunakan huruf kapital pada huruf pertama nama sesuatu, entah nama orang, tempat, atau nama merek.

Misalnya
Paman hendak pergi ke rumah nuning. (salah)
Paman hendak pergi ke rumah Nuning. (benar)

Dari desa selopuro ke desa lain mereka mengendarai mikrolet. (salah)
Dari Desa Selopuro ke desa lain mereka mengendarai mikrolet. (benar)

HP suami yang merk oppo itu sudah lama tidak bisa dipakai. (salah)
HP suami yang merek Oppo itu sudah lama tidak bisa dipakai. (benar)

Para korban sudah dilarikan kerumah sakit terdekat, rumah sakit brawijaya. (salah)
Para korban sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat, Rumah Sakit Brawijaya.

b.Jika dialog menggunakan dialog tag (kata,  keluh, ucap, ujar, dll.) dialog tag tersebut harus selalu menggunakan huruf kecil, bukan huruf kapital.

Misalnya:

"Kapan kau datang ke rumahku?" Tanyanya. (salah)
"Kapan kau datang ke rumahku?" tanyanya. (benar)

"Ada jadwal khusus yang harus ditaati kah?" Selidiknya. (salah)
"Ada jadwal khusus yang harus ditaatikah?" selidiknya. (benar)

2.Penulisan Kata

1.Penulisan di sebagai awalan (prefiks) dan sebagai kata depan (preposisi) sering ditulis salah. Awalan (prefiks) harus ditulis serangkai dengan kata dasar, tetapi masih dipisah.

Misalnya

Sejak jenazah di makamkan di makam sukun, ia tak pernah peduli. (salah)
Sejak jenazah dimakamkan di Makam Sukun, ia tak pernah peduli. (benar)

Kapan imbuhan (prefiks)  di- ditulis serangkai? Cara paling mudah mengingat demikian. Kalau kata itu bisa diubah menjadi berimbuhan meN- berarti harus digabung atau ditulis serangkai.

Contoh

Diambil (digabung, serangkai) karena bisa diubah menjadi mengambil.
Dibantu (digabung, serangkai) karena bisa diubah menjadi membantu.
Dipenjara (digabung, serangkai) karena bisa diubah menjadi memenjara.
Namun, jangan lupa di penjara, di sekolah, di pasar (dipisah) karena menunjukkan tempat.

2.Penulisan ke sebagai awalan (prefiks) dan sebagai kata depan (preposisi) juga sering ditulis salah. Awalan (prefiks) harus ditulis serangkai dengan kata dasar, tetapi masih dipisah.

Ke sebagai imbuhan melekat pada kata sifat dan kata bilangan. Misalnya kekasih, ketua, kehendak, keberapa, kesatu, kesepuluh, dan sebagainya.

Misalnya

Kekasihnya yang menjadi ketua OSIS itu sakit dan petugas harus mengantarnya kerumah sakit. (salah)
Kekasihnya yang menjadi ketua OSIS itu sakit dan petugas harus mengantarnya ke rumah sakit. (benar)

Kemana ia akan pergi? Kesana atau kesini? (salah)
Ke mana ia akan pergi? Ke sana atau ke sini? (benar)

Ke dua orang tua nya sudah meninggal. (salah)
Kedua orang tuanya sudah meninggal. (benar)

3.Penulisan kata depan (preposisi) di, ke, dari harus ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Dimanakah dia kini berada? Kemana aku akan mencarinya? (salah)
Di manakah dia kini berada? Ke mana aku akan mencarinya? (benar)

4.Penulisan per- (prefiks) harus ditulis serangkai, sementara per sebagai kata harus dipisah dengan kata yang mengikutinya.

Prefiks per- biasa digabungkan dengan kata dasar berupa kata sifat, seperti pada kata persingkat, percepat, perhalus, perlambat, perindah dengan makna memerintah.
Misalnya:

Per ketat penjagaan kampung karena sedang marak pencurian dan perampokan. (salah)
Perketat penjagaan kampung karena sedang marak pencurian dan perampokan. (benar)

Berapa harga perkilo gula pasir dipasar? (salah)
Berapa harga per kilo gula pasir di pasar? (benar) (per = tiap)

Keluarlah satu persatu dengan tertib! (salah)
Keluarlah satu per satu dengan tertib! (benar) (per = demi)

Saya menjadi karyawan ditempat itu permaret tahun lalu. (salah)
Saya menjadi karyawan di tempat itu per Maret tahun lalu. (benar) (per = sejak)

5.Penulisan pun ada yang ditulis serangkai dan ada pula yang dipisah. Ada 12 penulisan pun yang harus digabung, yakni:  

1.adapun
2.andaipun
3.ataupun
4.bagaimanapun
5.biarpun
6.kalaupun
7.kendatipun
8.maupun
9.meskipun
10.sekalipun
11.sungguhpun, dan
12.walaupun

Sedangkan bila pun yang bisa diganti dengan kata 'saja' atau 'juga' harus ditulis terpisah.
Misalnya pada kalimat berikut:

a.Jika engkau setuju, aku pun ikut. (pun = juga)
b.Ketika ayah berangkat, ibu pun pergi. (pun = juga)
c.Aku pun tidak tahu kalau ia menyimpan keris itu di rumahnya. ( pun = juga)
d.Karena menderita penyakit, bergerak pun tidak dapat, apalagi berjalan. (pun = saja)
e.Ia sudah dewasa, tetapi makan pun masih disuapi. (pun = saja)
f.Ketika kesurupan seperti itu, sadar pun tidak. (pun = saja)

6.Penulisan akhiran (sufiks) -nya, dan partikel -lah, -kah yang harusnya ditulis serangkai masih sering dipisah.

Misalnya:

Apa kah bisa ditanyakan pada nya hal itu? (salah)
Apakah bisa ditanyakan padanya hal itu? (benar)

Harus dipertanyakan kah hal sepele itu kepada nya? (salah)
Harus dipertanyakankah hal sepele itu kepadanya? (benar)

7.Penulisan ku baik sebagai awalan (proklitik) maupun akhiran (enklitik) yang harusnya ditulis serangkai masih sering dipisah. Demikian juga dengan -mu dan -nya.  

Misalnya:

Mereka harus ku temui di rumah ku. (salah)
Mereka harus kutemui di rumahku. (benar)

Hanya kepadamu Tuhan aku bermohon. (salah)
Hanya kepada-Mu Tuhan aku bermohon. (benar)

8. Penulisan kata majemuk berimbuhan harus ditulis serangkai, misalnya

tanggung jawab ->  dipertanggungjawabkan (jika mendapat konfiks di-kan, harus digabung keseluruhan)

porak poranda -> memorakporandakan (jika mendapat konfiks meN-kan, juga harus digabung keseluruhan)

daur ulang -> didaur ulang (jika memperoleh awalan/prefiks digabung pada kata pertama)

budi daya -> budi dayakan (jika memperoleh akhiran/sufiks digabung pada kata kedua)

3.Penggunaan tanda baca koma
Pada kalimat majemuk setara dengan rincian tiga hal atau lebih harus memerhatikan penggunaan tanda koma.

a.Jika terdapat dua rincian saja seperti pada kalimat berikut:
Aku dan kau suka bermain ke taman. Kalimat ini tidak memerlukan tanda koma.
b.Jika terdapat tiga hal atau lebih, perhatikan jumlah tanda koma.

Misalnya pada kalimat:
Ia  membeli garam, gula, dan minyak kelapa.
Di sini terdapat tiga hal sehingga harus memiliki dua tanda koma. Jika ada enam hal yang diuraikan, jumlah tanda koma adalah lima buah. Penulis sering kurang sebuah koma dalam kalimat rincian melebihi dua hal.

c.Sapaan selalu didahului dan diikuti tanda koma, misalnya
"Dik, kapan kamu berangkat ke Ambon?"
"Selamat pagi, Bu!" sapanya ramah.

d.Kata seru (interjeksi) selalu diikuti oleh tanda koma, misalnya
"Hai, apa kabar?"
"Wah, indah sekali pemandangan di tempat ini!" serunya.
"Ah, aku  pasti akan selalu merindukanmu, Dik!" ujarnya.

e.Anak kalimat yang berada di awal, harus diikuti tanda koma, misalnya
Jika hari libur, kami selalu mengupayakan berpesiar ke tempat indah.
Agar perjalanan selamat, jangan lupa berdoa terlebih dahulu.

f.Keterangan aposisi (atributif) harus diapit oleh tanda koma (atau bisa juga tanda pisah), misalnya
Presiden Republik Indonesia ketujuh, Bapak Ir. Jokowi, kini tinggal di Kota Solo.
Kekasihnya, salah seorang korban kecelakaan itu, telah dievakuasi pagi tadi.

4.Pemborosan kata
Menggunakan majas pleonasme dan hiperbola masih sering dilakukan. Padahal, bisa diupayakan lebih efektif. Misalnya

Amir menganggukkan kepala saat mendengar nasihat itu. (salah)
Amir mengangguk saat mendengar nasihat itu. (benar)

Laila melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu. (salah)  
Laila melangkah meninggalkan ruangan itu. (benar)  

Adiknya merasa amat sangat bahagia sekarang. (salah)
Adiknya sangat bahagia sekarang. (benar)

5.Penyingkatan kata
Kebiasaan menyingkat kata harus ditanggalkan dan ditinggalkan oleh penulis. Misalnya

W g tau kalo mrk prnh crt sm lo. Jwb skrg! (salah)
Gue tidak tahu kalau mereka pernah bercerita sama lo. Jawab sekarang! (benar)

Ntar q britau mslhx. (salah)
Ntar kuberi tahu masalahnya. (benar)

 Demikian sebagian kekurangcermatan yang harus ditinggalkan oleh penulis agar hasil tulisan semakin bagus. Semoga bermanfaat.

*** 

Silakan buka juga Catatan Kecil dalam Swasunting: Sepele, tetapi Penting di Kompasiana untuk melengkapi catatan Anda 

https://www.kompasiana.com/niniksirtufi2777/66484121de948f2ff81ff00a/catatan-kecil-dalam-swasunting-sepele-tetapi-penting

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun