"Suami dan anak saya meminta sayur fresh setiap hari!" dalihnya.
"Hmm, apakah kamu suka tinggal di Jerman?"
"Hmm, ... kalau tidak suka, pasti saya sudah kembali ke Indonesia, dong!" Dinda tersenyum menanggapinya.
"Oh, iya juga, ya! Hal apa yang membuatmu suka dan apa pula yang membuatmu berduka?"
"Ya, jujur ... saya suka sekali karena kota kecil kita ini bersih sekali. Lingkungan begitu asri, apalagi di musim semi. Banyak jenis bunga yang tidak pernah saya jumpai di negara saya. Semuanya terasa indah!" jawab Dinda sambil tersenyum.
"Hmm, ... aku senang mendengarnya. Lalu, ... yang membuatmu tidak suka?"
"Saat berada di sini, saya kehilangan anggota keluarga yang meninggal dunia. Saya terpaksa tidak bisa hadir karena beberapa kendala. Itu sangat menyedihkan! Saya hanya sempat ber-video call dengan keluarga dan melihat prosesi pemakaman mereka secara life di handphone saja. Sungguh sangat menyedihkan!"
Tetiba air matanya jatuh meleleh satu demi satu.
"Oh, maafkan saya, Dinda! Maafkan jika pertanyaan saya sangat mengusik hatimu!"
"Iya, tidak mengapa. Kebetulan memang saya kehilangan keluarga secara beruntun. Adik saya ketiga meninggal, saya tidak bisa hadir. Sebulan kemudian, adik kedua saya juga dipanggil Tuhan. Saya juga tidak bisa pulang!"
Sampai di sini air matanya kian deras. Sambil terisak-isak, ia melanjutkan.