"Hemmm ..., iya! Lihat situasi saja. Kalau Mama capek, kita nginap saja, ya!" usulku. "Kan di antara kalian enggak ada yang bisa gantikan Mama nyetir!"
***
Sekitar satu jam kemudian ....
"Nama desanya apa, Ma?" tanya sulung sambil melihat-lihat papan nama di tepi jalan.
"Ngrance, Nak!" sambutku, "Kalau bingung, kita minggir dulu, tanya pada masyarakat saja!"
"Kenapa tidak telepon Bulik Minil saja, Ma?"
"Hehe ... jangan! Kita bikin surprise, ini!"
"Oh, gitu! Oke, deh. Semoga Mama enggak lupa jalurnya!"
"Emang, berapa lama Mama nggak ke sini?" tanya putra tengah.
"Lama banget. Dua puluh lima tahun lebih!"
"Ohh, tapi ... nggak banyak berubah, ya ... kok Mama masih ingat?!" selidik sulung.