Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan, ya, Dik!

31 Agustus 2024   10:36 Diperbarui: 2 September 2024   03:28 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jadi, minuman kemasan dan yang berwarna-warni itu ... tidak sehatkah, Mas?" timbrung Anto.

"Begitulah, Dik. Katanya karena kandungan gulanya terlalu tinggi. Apalagi ada zat pewarna dan pengawetnya segala. Makanya, tadi ... Mas belikan jeruk manis peras yang masih segar dan tanpa gula. Bagaimana? Mas cukup pintar, 'kan pilih minuman sehat?"

"Ooohhh ... begitu, ya!" netra Anita berbinar-binar mendengar penjelasan sang kakak.

"Wah, Mas hebat! Pantas banget kalau Mas jadi dokter, kelak!" sebut Anto sambil menunjukkan jempol manis tangan kanan.

Saat itu Pak Suhud yang tadi ke toilet mendengar uraian si sulung juga mengangguk-angguk.

"Betul sekali! Kalau  kurang minum air putih, ginjal kita juga bisa rusak. Makanya, jangan lupa minum air putih. Sekali lagi: air putih! Bukan yang berwarna-warni, apalagi yang mengandung bahan pengawet, ya!" imbuh Pak Suhud.

"Nah, betul. Sekarang lagi nge-trend anak-anak sakit ginjal sehingga harus cuci darah. Karena itu, kita harus menjaga diri agar tidak demikian! Begitu kata Bu Guru, Dik!" lanjut Andi sambil  mengerjap-ngerjap.

"Wah, terima kasih Mas Andi. Terima kasih Pak Suhud!" ucap Anto bangga.

"Minuman yang dibuatkan Bibi juga enak, segar! Tapi memang enggak begitu manis!" imbuh Andi.

"Minuman di tumblerku juga selalu habis, Mas. Kadang-kadang ada teman yang minta!" jujur si bungsu.

"Hahaha ... kalau habis kauberikan teman, namanya bohong, Dik!" sambut Andi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun