"Langkah apa yang hendak Bu Arni lakukan?" tanya Pak RT.
"Izinkan saya pulang ke rumah orang tua saya, Pak. Saya tidak pamit kepada suami. Saya titip-titip, ya Pak!"
"Oh, baiklah. Ini Bu Arni masih mau kembali ke rumah lagi, atau bagaimana?"
"Tidak, Pak. Saya akan langsung pesan ojek online untuk mengantar ke terminal!"
"Iya, Adik jangan kembali ke rumah lagi. Takutnya kalau Pak Reymon sudah pulang, pasti tidak bisa keluar lagi. Benar begitu kan Dik?" sambut Bu Meriam.
Arni mengangguk perlahan dengan sangat santun. Kelopak mata sembabnya pun tampak membiru. Sangat kasihan.
"Oke. Saya minta izin untuk memotokopi surat keterangan dokter dan surat dari kepolisian sebagai bukti tindakan kriminal suami ibu, ya!"
"Silakan, Pak!"
"Jadi, sayalah yang akan mengadukan kasus ini. Nanti kalau Bu Arni hendak menggugat cerai pun, surat ini bisa dimanfaatkan. Saya akan mengawal kasus ini, Bu! Sekarang, Ibu tetap tenang saja. Jangan lupa tinggalkan nomor HP Ibu kepada kami agar sewaktu-waktu ada perkembangan berita, kami bisa mengabarkan!"
"Baik, Pak. Terima kasih banyak."
"Adik hati-hati di jalan, ya!" ujar Bu Meriam sambil memeluk bahunya.