Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selip Selumbar dalam Kerjap

22 Agustus 2024   08:21 Diperbarui: 22 Agustus 2024   09:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tangis Arni makin memilukan, tetapi bukannya dipedulikan, suami malah  meninggalkannya di kamar mandi dengan bunyi bantingan pintu.

Setelah membanting pintu kamar mandi, Reymon bergegas meninggalkan rumah dengan motor matic Arni. Entah ke mana!
Melihat Reymon meninggalkan rumah, beberapa saat kemudian, Meriam, ibu paruh baya yang tinggal berdekatan dengan Arni, datang ke rumah itu.

Arni masih menangis sesenggukan. Lebam di pipi kiri kanan dan lengan membiru merupakan bukti KDRT yang dideritanya.
Beruntung si suami lupa tidak menutup pintu rumahnya. Dengan demikian, dengan bebas Meriam bisa mencari dan menemukan Arni yang sedang sesenggukan. Ia meringkuk di kamar tidur sambil tangan mencengkeram perut. Lelehan darah masih deras mengalir dari rahimnya.

"Aduuhhh, ... Dik! Tak dapat kaupertahankan kalau adab suamimu seperti ini! Mari kutolong melapor ke RT. Segeralah berganti baju!" ajaknya.

Awalnya Arni menggeleng, tetapi nyeri di berbagai tempat membuatnya mengalah. Perut kram, masih terasa sangat sakit sehingga keluh tak bisa berhenti.

"Kau kenapa, Dik? Ada yang sakit?" tanya ibu paruh baya, tetangga baik hati itu.

"Sa-saya ... ke-keguguran, Ibu!" jawabnya tergagap sambil tetap memegang perut.

"Ooohh, ya Allah! Ayo kita ke klinik secepatnya!"

***  

Berdasarkan surat pernyataan dari dokter klinik swasta yang didatanginya, kedua wanita itu segera melaporkan kasus penganiayaan ke polsek setempat. Beberapa saat kemudian, surat keterangan dari kepolisian pun telah berada di tangan. Perjalanan lanjut ke rumah ketua RT dengan memohon maaf menomorsekiankan laporan. Harusnya berawal dari laporan RT, tetapi karena urusan keguguran, terpaksa ditempuh jalan terbalik.

"Tidak masalah, Ibu. Yang penting korban segera ditangani. Beruntung ada Ibu yang peduli terhadap kondisi dan keluhan warga! Terima kasih, Bu!" kata Ketua RT didampingi istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun