Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Silent of Love (Part 6)

13 Agustus 2024   16:09 Diperbarui: 16 Agustus 2024   02:45 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meylina masih bergeming. Sang Bunda memeluk erat putri bungsunya ini dengan lembut.

"Sudah, kamu tidak perlu cemas dan malu. Klana dan Wawan sengaja Bunda ajak masuk ke kamar pribadimu ini semata-mata berharap masalah ini selesai di sini. Di luar, kalian sudah harus melupakan yang berlalu. Kita cukupkan di sini. Masing-masing kalian harus menjadikan pelajaran berharga dalam hidup berproses menuju ke kedewasaan. Bunda tahu memasukkan lawan jenis ini tabu, tetapi lebih dari itu, biar kalian makin pintar di dalam berinteraksi dan bersosialisasi. Paham, ya?"

"Siap, Bunda!" jawab kedua pemuda itu serempak.

"Sekarang, silakan kalian keluar. Ingat, jangan simpan dendam di dalam hati!"

"Terima kasih, Bunda. Terima kasih, Dik Lina!" ujar Wawan santun.

"Saya idem. Thanks adikku Lina yang manis! Makasih bundaku, Sayang!" Klana memeluk bundanya sejenak dari samping karena sang bunda pun sedang memeluk Lina yang masih bergeming.

Sang bunda mengangguk mempersilakan kedua jejaka tersebut keluar dari kamar pribadi putri bungsunya.

"Kamu kenapa lagi, Manis?" ucap bunda sambil membelai anak rambut si bontot.

Lina sangat ingin mengatakan atau menanyakan pada bundanya, "Apakah aku sedang jatuh cinta?"
Akan tetapi, ternyata ... kata-kata itu tetap tercekat, tak dapat dikemukakannya. Jadi, hanya menjadi rahasia besar baginya, bagi Lina seorang diri.

***  

Terima kasih Bapak, Ibu, dan Adik-adik sekalian yang telah berkenan membaca karya saya. Mohon doa restu agar saya bisa menyelesaikan tantangan menulis cerita remaja ini dan menerbitkannya sebagai buku solo. Kiranya Tuhan memberkati Anda dan keluarga dengan kesehatan dan kesuksesan, amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun