"Ah, tak tahukah kamu ... bahwa ada merindukanmu?" keluh batinnya.
"Lama tidak bertemu denganmu, Dik. Apa kabar?" tanya Wawan.
Dengan tergagap Lina menjawab, "Ba-baik, Kak!"
"Kamu ... makin kelihatan ... hmmm ...."
"Ma-maksudnya?" selidik Lina yang masih belum bisa menetralisasi detak jantung.
"Makin manis juga kan Wan, adik bungsuku ini?" lanjut Klana menjembatani dua sosok yang relasinya tampak kaku itu.
"Hehehe ... i-iya, sih! Kamu benar, Klan!"
"Tuh, kamu bikin adik aku salah tingkah! Kamu harus tanggung jawab, loh, Wan! Jangan sampai ia pingsan!" sambung sang kakak mencandai si adik bungsu.
"Kakaaaak, ah!" keluh Lina sambil berlari meninggalkan mereka berdua.
"Eh, Lina kenapa, ya?" heran Wawan melihat ulah adik sahabatnya itu.
"Hehe ... maklum, masih kekanak-kanakan, dia, Wan!"