"Hmmm ... gitu, ya? Eh, ngomong-omong ... pas Bunda hamil Lina, apa enggak didoakan agar Lina secantik Kak Lani, sih, Bun?" Â
"Nak, dengarkan Bunda! Kamu tahu enggak kaum Negro yang kulitnya lebih gelap?"
"Ya, Bund!"
"Nah, kaupikir apakah mereka enggak iri dengan kalian yang berkulit lebih cerah daripada mereka?"
"Hmm ... mana Lina tahu isi hati mereka, Bund?"
"Ya, ya ... tetapi bisakah umat protes kepada penciptanya, Sayang? Bukankah kita harus mensyukuri apa pun yang dianugerahkan kepada kita, ha?"
"Hmm, iya sih!"
"Coba ... sekarang, bandingkan dengan saudara kita yang disabilitas, misalnya. Apakah kau tak bisa mensyukuri kondisimu yang sempurna ini? Bagaimana?"
"Iya, sih, Bund!"
"Makanya, jangan selalu membanding-bandingkan diri dengan yang berada di atas kita! Justru tundukkanlah diri dan kepalamu. Lihatlah yang berada di bawah kondisimu. Dengan demikian, kau bisa mensyukuri apa pun yang telah ditakdirkan dan digariskan untuk masing-masing kita, Nak!"
"Iya, Bund!"