Sang ayah, De One, masih shock bertemu putra tunggalnya sehingga tidak bisa banyak berkata-kata. Hanya sesekali beliau mengambil napas dalam. Mungkin beliau berpikir tentang kedua adik kembar yang ternyata begitu jahat kepada keluarganya.
***
"Mas ... ya Allah, hari ini kami dipertemukan!" seru De One dalam pembicaraan via gawai dengan seseorang.
"Ceritanya bagaimana? Ya, Allah ikut senang, saya!" suara di seberang telepon.
"Ndhak bisa sekarang Mas, soalnya sedang di kantor gubernuran ini. Nanti kita agendakan kembali pertemuan kita, ya!" lanjutnya.
Senyumnya pun mengembang. Sementara Nu, Ayusti, dan Suyud pun mengungkapkan rasa syukur kepada Allah tak henti-hentinya.
"Ya, Allah ... beruntung saya jadi ikutan ke sini!" ungkap Suyud dengan netra berkaca-kaca.
"Iya, Mas. Kalau njenengan ora sido melu, wah ... rak yo getun banget!" imbuh Nu.
"Benar sekali! Pasti menyesalnya berlipat-lipat. Syukur kepada Allah walaupun belum memperoleh cerita kisah juragan sepuh, saya sangat senang!" lanjut Suyud.
"Apalagi aku, Mas!" celetuk Sabrang yang tetiba sudah berada di samping mereka.
"Ceritanya bagaimana, Mas?" selidik Suyud penasaran.