Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tempat Curhat Hebat

14 Juli 2024   08:40 Diperbarui: 14 Juli 2024   08:54 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Duh, Mama tega, deh! Lihat nih, dengar nih! Perut Sari keroncongan, Ma!"

"Salah sendiri, kenapa molor! Kan Mama bilang, kalau mau makan, ya harus mau bantu-bantu Mama, dong!"

Dengan sewot Sari segera kembali ke kamar tidur. Duduk di tepi ranjang sambil menggerutu dengan muka ditekuk dan bibir manyun.

Sengaja sang mama membiarkan Sari berlaku seperti itu agar memiliki rasa tanggung jawab. Bukan berarti menegakan anak gadisnya kelaparan, bukan! Melainkan hendak  mengajarkan bahwa manusia itu harus bekerja untuk makan, dan selanjutnya makan untuk bisa bekerja. 

Berkali-kali mamanya mengingatkan prinsip tersebut agar kelak ia menjadi manusia yang tangguh, teguh, dan kukuh dalam melaksanakan tugas pekerjaan di bidang apa pun sesuai minat dan bakatnya. Menyadari sebagai single mom, sang mama mempersiapkan segala sesuatu yang terbaik buat putri semata wayang ini.

Setelah sekitar satu jam, sang mama mendatangi ke kamar tidur untuk melihat aktivitas Sari.
Namun, Sari yang merasa kecewa menangis di bawah selimut hingga tertidur.

Dengan kasih sayang, sang mama membuka selimut perlahan-lahan.

"Nak, yuk kita sarapan bareng!" ajaknya.

Sari terbangun. Masih agak sewot juga.

"Perut Sari sakit, Ma! Melilit-lilit terasa diremas-remas!"  

 Sang mama kaget juga. Jangan-jangan ... putri semata wayangnya ini sudah  mulai beranjak dewasa. Dielusnya dahi dan kening Sari dengan lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun