Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petuah Sahabat

14 Juli 2024   05:42 Diperbarui: 14 Juli 2024   06:43 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bagaimana menurutmu cara halus itu?" tanya Bantal.

"Begini ... katakan saja begini ...."

"Begina begini ... bagaimana?" Guling mulai kesal.

"Maaf, Saudara ... di sini sedang tidak ada tamu. Jadi, tidak ada makanan buatmu. Maka, ... kamu bisa segera meninggalkan tempat ini!" lanjut Selimut bijak.

"Hmmm ... namanya juga sedang kesal! Maklumi aja!" jawab Guling.

"Sama-sama mengusir, tetapi kalau kalimat tertata akan lebih enak didengar! Lagian .... Emosi itu harus dikendalikan, Kawan! Sebab kalau tidak bisa stroke! Belajarlah tidak mengumbar emosi agar terhindar dari malapetaka yang lebih besar!"

"Hmmm ...."

"Iya, juga sih! Katanya sabar itu subur!" jawab Bantal mengangguk-angguk.

"Ya, sudah! Jadikan pembelajaran! Jangan mudah meledak-ledak lagi!" Selimut mengakhiri pembicaraan sambil menangkupkan dirinya kembali.

 "Iya ... iya! Terima  kasih sudah mengingatkan!" sambut Guling.

"Hmm ... kamu yang ikhlas dong, Gul! Jangan sambil cemberut begitu kalau diingatkan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun