Terpaksa TerpisahÂ
Setelah kendaraan masuk ferry, Adi mengajak keluarga barunya itu untuk berdoa. Mereka berempat memohon penyertaan dan berkat-Nya agar penyeberangan lancar dan selamat. Setelah posisi kendaraan nyaman, Adi mengajak keluarga untuk naik ke geladak.Â
Lama penyeberangan diperkirakan sekitar empat puluh lima menit hingga satu jam. Namun, tetiba Adi merasa tidak enak meninggalkan mobil. Karena itu, dia meminta Ami membersamai anak-anak. Selanjutnya, dia kembali ke dalam mobil karena banyak barang yang harus dijaga.
Adi sudah beberapa kali menikmati panorama Selat Bali, sementara itu Ami dan anak-anak belum pernah. Itulah sebabnya dia memberikan kesempatan kepada mereka bertiga untuk melihat-lihat suasana di geladak. Â
Ketiga mereka terheran-heran menikmati panorama pagi di selat yang menghubungkan antara Pulau Jawa dan Pulau Bali itu.
"Woww ... anginnya kencang sekali, ya Mas!" bisik Uni ke telinga kakaknya.
"Iya, Dik. Rambutmu sampai berkibar-kibar dengan indahnya, heheh!"
"Ihh, emang bendera?" Uni sudah mulai bercanda ceria menjawab sang kakak sambil meleletkan lidah.
"Wah, iya ... dingin juga, ya! Kita engga pakai jaket pula!" peluk Ami kepada kedua putra-putri angkatnya itu.
"Waahh, di sini banyak bule juga, ya?" bisik Uni kembali.
"Iya, Dik. Kamu mau coba kemampuan bahasa Inggrismukah?" selidik Una.