"Boleh juga sih," Uni manggut-manggut.
"Nanti kalau kita sampai di Bali pasti lebih  banyak wisatawannya, Sayang. Kalian boleh menyapa mereka, asal ... ingat! Jangan pernah bocorkan rahasia, oke?"
"Siap, Mama!" kedua anak itu menjawab bersamaan, serempak seolah-olah koor saja.
"Yuk, kita agak ke sana!" ajak Ami menghindari kerumunan.
"Kita harus berpegangan tangan, ya!" usul Uni.
"Ma, Uni agak mual. Mama bawa minyak kayu putih, 'kan?"
"Oh, kalau begitu kita harus ke mobil, Sayang. Semoga goncangan tidak begitu kuat!"
Karena kelelahan dalam perjalanan mungkin, Uni kurang fit dan hampir mabuk laut. Dengan demikian, mereka bertiga segera turun ke tempat parkir mobil. Beruntung sekali, tadi ketika masuk hampir terakhir, kini posisi mobil berada di tempat nyaman dan kelihatannya bisa turun lebih dulu dibanding mobil lain. Â
"Ada apa?" selidik Adi curiga.
"Uni kurang enak badan!" jawab Ami lirih.
"Oh, kucari kotak P3K-nya dulu. Tunggu sebentar!"