Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - menulis itu bikin kuat daya ingat

Menulis yang bisa ditulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mematahkan Belenggu Cinta

21 Juni 2024   22:14 Diperbarui: 21 Juni 2024   22:38 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Wah ... rumah yang cukup indah. View-nya sungguh luar biasa memesona," puji Made Artana salah seorang sahabat Bintang yang asli putra Bali. "Aku sangat suka ...," lanjutnya berdecak kagum.

"Ya, Bli. Arsiteknya memang orang Bali sehingga interior eksteriornya kental dengan budaya Bali ... Nama kompleks pun Graha Dewata, kan?" jelas Bunga detail.

Di sepanjang jalan menuju rumah, pohon tabebuya mirip sakura itu sedang memamerkan kuntum warna-warninya. Ada yang kuning, putih, dan pink. Ada juga beberapa pohon bungur ungu dan putih yang sedang memamerkan mahkota bunga. Bungur ini hampir mirip dengan tabebuya sehingga praktis tepi jalan tersebut tampak sangat asri. Aroma wangi pun merambah menjelajah radius beberapa meter sehingga berjalan melalui jalanan itu seakan sedang mengikuti aroma terapi yang menentramkan jiwa.

"Di sini Bunga ... di sana bunga ... di mana-mana ada bunga ...," senandung Bunga yang merdu membuat lelah kedua sahabat kakaknya sirna.

"Ya, apalagi ada tempat ibadah lengkap yang mencerminkan ke-Bhineka Tunggal Ika-an. Di lereng pegunungan dengan suasana asri dan adem, sungguh idaman saya sejak lama," imbuhnya sambil menikmati senja sebelum malam yang mulai turun.

Terdengar suara katak di kolam yang lumayan besar. Di tengah kolam tersebut dihiasi patung anak kecil sedang kencing dikelilingi beberapa helai daun teratai raksasa. Beberapa patung katak tersebar di sana sini di sela-sela lampu kolam berpendar berkelap kelip. Ada pula jembatan kecil yang melengkung meninggi menghubungkan tengah kolam berbentuk angka delapan itu.


"Ck ... ck ... ck, selera artistik sang insinyur sungguh patut diacungi jempol!" teriaknya ketika melihat suguhan kolam di depan gapura  masuk kompleks perumahan elite itu.

Tepat pukul 18.05 mereka sampai di rumah Bunga. Beruntung Bunga mempersiapkan berbagai makanan lewat grabfood sehingga setelah tamunya mandi dan beristirahat di teras rumah, mereka bisa menikmati makanan yang tersedia.

"Kapan Mama datang, Dik?" tanya Bintang, "Kok tiba-tiba saja nengok Papa," lanjutnya.

"Paling lusa ke rumah ini. Kan Kakak di sini sekarang. Memang rencananya Kakak pulang ke sini berapa hari, nih?"

"Lusa kami ingin ke Bali," jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun