Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - menulis itu bikin kuat daya ingat

Menulis yang bisa ditulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mematahkan Belenggu Cinta

21 Juni 2024   22:14 Diperbarui: 21 Juni 2024   22:38 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Arloji di pergelangan tangannya menunjukkan pukul dua siang.  Tetiba notifikasi gagetnya berbunyi. Dibukanya aplikasi hijau. Ternyata Bintang mengirimkan pesan bahwa ia dan dua temannya barusan mendarat di bandar udara. Mereka hendak tinggal berakhir pekan dan bermaksud mengunjungi tempat wisata. Padahal, Mama kemarin ke rumah Papa di luar Jawa.

"Ah, Kakak nih ya ... nggak memberiku kesempatan beristirahat, ya!" gumam Bunga kesal. Bunga ingin beristirahat. Dia sungguh merasa lelah. Hubungan dengan kekasih sedang tidak baik-baik saja pula.
Beberapa saat kemudian, telepon pun berdering.

"Hi, Dik ... kamu di mana?"

"Sedang di caf, Kak ... Kakak langsung ke sini saja bagaimana?"

"Ok ...  share lok ya ... agar Grabcar-nya mudah menemukan lokasi!"

Sekitar satu jam kemudian, Bintang tiba disertai dua orang teman. Mereka bertiga tampak gagah, ganteng, cerdas, dan berwibawa. Aura dokter sangat tampak pada penampilan mereka. Perfect!


"Nih, kenalkan ... adikku ...," Bintang memperkenalkan adiknya kepada kedua sahabat baiknya itu.

"Waw ... luar biasa ...," puji Rindang, "kalian berdua nih bagai pinang dibelah dua saja ...!" lanjutnya.

Dengan tersenyum Bunga menjabat tangan kedua sahabat kakaknya. Setelah memperkenalkan diri, mereka berempat segera memesan makanan mengingat kakak dan dua temannya baru datang dari perjalanan jauh. Ketika perut sudah kenyang, Bunga pun segera mengajak mereka pulang. Arlojinya menunjuk pukul lima sore.

Bunga segera menyetir kendaraannya mengangkut ketiga penumpang tersebut menuju rumah mungilnya agak di luar kota. Daerah tersebut merupakan pengembangan wilayah sehingga masih lumayan sepi. Sementara jalan mulus dipersiapkan sebagai jalan alternatif menuju arah daerah wisata. Jika week end  tiba, kendaraan yang berlalu lalang lumayan ramai.

Ketika Bunga hampir sampai di perumahan tempat tinggalnya, kedua sahabat Bintang berdecak kagum dan menggeleng-gelengkan kepala. Keduanya kagum akan pemandangan yang disuguhkan di daerah menuju perumahan tempat Bunga tinggal. Sementara di ujung barat daya, tampak aura swastamita yang menyiratkan jingga pada langit senja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun