Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Super Kilat (Part 1)

17 Juni 2024   21:34 Diperbarui: 18 Juni 2024   01:19 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hmm, ... kami belum pernah menikmatinya ... semoga enak," lirihnya setengah berbisik di telingaku.

"Ohh, ... saya untuk dua puluh bungkus, ya ... ada dua teman di mobil, pasti mereka suka!" ujarnya kepada pramuniaga.

"Aha, ... kita berkenalan ... belum," tolehnya sambil mengulurkan tangan kepadaku, "aku Steven, panggil saja Stiff ...!" senyum mengembang memamerkan sederet gigi putih mirip senyum pepsodent.  

"Roseline ... ," sambutku menjabat tangan halusnya.

"Waw, ... nama secantik bunga ... Ros? ... Emmm, ... bunga apa?" tanyanya sambil mengingat satu nama bunga.

"Mawar," lirihku.

"Oh, ... ya ... ya, ma-mawar," sambutnya sambil  membetulkan letak kacamata.

Sebelum dia mendapatkan kunci kamar, kami pun bertukar nomer telepon sambil berjanji besok pagi-pagi benar bertemu di pos ini untuk berjalan-jalan. Aku menyanggupi walaupun agak ragu apakah bisa bangun pagi mengingat dingin yang menggigit begini enaknya digunakan untuk bermalasan di bawah selimut. Harus kupasang alarm agar tidak bangun kesiangan besok, pikirku.

Kuketuk pelan kamar kakak menawarkan apakah mau kubuatkan sekoteng. Ternyata, kakak menyahut, menyetujui, dan memintaku mengantarkan ke kamarnya jika sudah kubuat. Wah, ... untunglah aku memperoleh minuman penghangat sebab tadi lupa tidak membeli ronde dan angsle sewaktu di kota.

Setengah jam kemudian, masuk notifikasi di gawaiku.

"Hai ... ," tulisnya, "Ini aku, Stif ... teman baru tadi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun