"Selamat malam, semoga nyenyak istirahat malammu," balasku.
"Oh, ya ... saya mengingat besok jangan melupa," pesannya.
Ha ha ha ... aku tahu dia sedang belajar berbahasa Indonesia sehingga kalimatnya tidak normal begitu. Tidak apalah, ciri khas orang sedang belajar berbahasa Indonesia, yang penting aku paham. Aku menjawab dengan stiker good night nice dream  sebagai simbol yang berarti bahwa dia harus mengakhiri menulis pesan. Dia harus tahu bahwa tidak etis juga chating di saat jam istirahat.
***
Sungguh cuaca sangat dingin. Namun, aku bersegera mandi agar segar sebelum keluar untuk berjalan-jalan pagi. Ha ha ha ... ternyata aku bisa terbangun sepagi ini. Mungkin terobsesi hendak berjalan-jalan dengan orang tampan, ya? Padahal aku ternyata lupa ... tidak sempat memasang alarm pada gawaiku.
Kulihat keponakan masih nyenyak, tetapi aku bergegas bebersih diri. Apalagi ada keinginan untuk mengenal sang bule lebih jauh. Siapa tahu berjodoh dengannya he he he ... ngarepdotcom banget sih ... apakah aku sedang kasmaran setelah dua tahun menjomlo sejak dikhianati dan diselingkuhi cinta pertama, ya?
Susah payah menghilangkan bebayang mantan cinta pertamaku. Satu dua tahun baru perlahan bisa menghilangkan nama dan bayangnya dari kamus hidup dan memoriku. Aku bergiat dalam urusan perkuliahan dan menjadwal diri dengan ketat agar tidak ada waktu luang untuk sedikit pun memikirkannya lagi. Bersyukur kepada Tuhan aku dimampukan-Nya membuang mantan di tempat sampah dan melupakan secara tuntas.
Saat ini ... tetiba aku tergagap dibuatnya! Aah, mungkin selama ini secara tidak kusadari aku memiliki kekasih bule bayangan alias cinta platonis ... dan saat bertemu bule sungguhan jadi payah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H