Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Super Kilat (Part 1)

17 Juni 2024   21:34 Diperbarui: 18 Juni 2024   01:19 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan lincah jemariku segera berselancar di dunia maya setelah meminta sandi petugas hotel untuk menikmati wifi gratis. Tetiba aku ingin menghangatkan badan dengan membuat energen atau apalah. Kulihat ada beberapa saset kopi, tetapi tidak ada termos air panas. Karena itu, aku beranjak menuju pos tidak jauh dari kamar untuk meminta air panas, meminjam cangkir, dan sendok yang kuperlukan. Apalagi aku juga membawa rosela dan kembang telang kering yang siap diseduh ... tinggal pilih saja!

Tatkala mendatangi pos, kulihat ada semobil tamu baru. Seorang pemuda bermata biru tepat berdiri bersisian denganku yang sedang menunggu peminjaman barang. Rupanya mereka baru datang entah dari mana untuk chek in dan sedang mengurus segala sesuatunya.

Ketika mata kami saling bertatap bersirobok, kulihat senyum manis mengembang hingga membuatnya makin tampan. Tetiba jantungku berdegup kencang, aku gugup dan salah tingkah. Tidak seperti biasanya. 

Memang selama ini aku mengidolakan pemuda bule atau blasteran bermata biru. Entahlah, sejak kapan aku terobsesi dengan mata biru, tidak kuingat lagi. Bahkan, untuk memiliki seekor kucing pun aku ingin yang bermata biru. Hmm, ... eksotik sekali!

"Hai ...," sapanya menyadari kegugupanku. 

Tentu saja aku tersenyum malu dan tidak sempat menjawab sapaannya, tetapi hanya mengangguk lemah menanggapi sapaan itu. Mungkin saja dia memaklumi kondisiku.

Seorang waiters menyodorkan beberapa barang kepadaku sambil menawarkan snack dan sekoteng yang digelar di etalase di beranda pos tersebut. Kulihat berbagai keripik sayur dan keripik buah kegemaranku, antara lain keripik apel, keripik nangka, dan keripik bayam yang aduhai pastinya.

"Sekoteng? Wah, tentu saja kakak menyukainya," pikirku.

Cocok sekali untuk penghangat di malam dingin begini. Maka aku membeli beberapa bungkus yang akan kukirim ke kamar kakak nanti. Namun, sayang aku lupa tidak membawa dompet. Untunglah resepsionis menyanggupi mengambil uang di kamarku sambil mengantar termos air panas selepas ini sehingga aku tidak bolak-balik turun ke pos di malam sedingin ini.

"Ha, ... makanan apa itu?" tanya Mas Bule mendekati dan memperhatikan belanjaanku.

Terpaksalah aku menjawab dan menjelaskan cara pembuatan sekoteng instan dan akhirnya dia pun ikut-ikutan membeli beberapa bungkus sekoteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun