"Tunggu bentar, Kadek mau ada perlu. Kita di sini sekitar setengah jam ...!" pamitnya  sambil keluar.
Sore sepulang wisata hari itu, ketika sampai di rumah kakak, tiba-tiba Bli Kadek berkata serius kepada kami.
 "Pak Bos dan Ibu duduk dulu sebentar."
Tiba-tiba Bli Kadek berlutut di depanku, "Unin, maukah kau jadi calon istriku?" sambil membuka kotak merah berisi sebentuk cincin bermata bening.
Aku terkesiap. Ketika mengangguk, cincin itu dimasukkannya ke jari manisku. Cincin yang dibelinya mendadak beberapa saat lalu ...
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!