"Sebenarnya, ada satu yang ingin kutandaskan," kata Gogi gajah.
"Silakan Pak Gogi," sambut Harlo.
"Untukmu ya Pak Singa ... ada kritik pedas yang mengatakan bahwa singa jantan itu malas. Buktinya para betinalah yang mencari makanan dengan mengepung dan mengejar kawanan mangsa lalu mengincar yang paling lemah. Sedangkan singa jantan hanya menerima bagian dari jatah hasil para betina!"
"Ah, itu menyudutkan pejantan, Pak Gogi. Bukankah pejantan juga menjadi penjaga dan pengatur pasukan? Kami 'kan sudah mengatur peran masing-masing!" kilahnya.
"Dengarkan saja Pak Singa, lalu perbaikilah mana yang kurang pada tempatnya. Kalau keluarga Pak Harimau lebih bagus pembagian tugasnya. Justru para pejantan mencari mangsa dan kepada betina akan disisakan bagian terbaik. Itu saya rasa merupakan penghormatan terhadap para betina. Kasihan, kan para betina sudah mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anak generasi selanjutnya!" tambah Gogi gajah.
"Hmmm, jangan bikin emosiku memuncak ya, Pak Gogi!" sergah singa berang meradang.
"Nah, itulah salah satu kelemahan singa!" teriak Kancil nyaring.
"Hmmm, sudahlah sudah ... jangan berantem!" tutur Kura-kura memunculkan kepala dari cangkang.
"Semua keluarga itu punya aturan masing-masing! Jadi, sebaiknya jangan turut campur masalah intern kelompok. Jangan bikin aku kian marah, ya!" sergah Pak Singa masih dengan intonasi tinggi.
"Hmmmm ...," geram Harlo menatap hewan yang ada di sekitarnya.
"Wait, please jangan bubar dulu!" perintah Harlo si Raja Hutan. "Izinkan saya berbicara dulu. Sebagai Raja di belantara ini, saya berterima kasih atas pengaduan Pak Singa mengenai keusilan para buaya. Hari ini harus kita selesaikan. Semoga buaya paham bahwa sungai merupakan hajat hidup hewan banyak sehingga tidak bisa dikuasai sendiri! Buaya, dengar ini! Di mana pun tempatnya, kalian harus tetap berbagi supaya yang lain merasa aman dan nyaman!"