Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bias Bianglala Senja (Part 2)

1 Juni 2024   12:32 Diperbarui: 1 Juni 2024   18:18 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Iya, apa kamu lupa kalau hari ini aku berulang tahun?"

"Ohh, ... maaf! Selamat  ulang tahun, ya Rin! Semoga semua yang kauharapkan tercapai!" ujarku.

"Amin!" jawabnya dengan senyum khas.

Senyum yang membuat semua orang tergila-gila karena dihiasi gingsul dan lesung pipi yang menambah manis penampilan. Rianti memang seorang gadis manis seangkatan dan sejurusan denganku.

Usai menikmati gratisan aku berpamitan. Kali ini aku tidak jadi ke kampus, tetapi akan melanjutkan ke tempat kursus sulam pita di Jalan Argopuro. Ya, sebenarnya tidak penting-penting banget sih, tetapi apa salahnya juga sebagai perintang waktu, 'kan? Sekitar satu jam lebih sedikit, selesailah kursus yang juga membutuhkan konsentrasi penuh itu. Teliti dan telaten sangat diperlukan, selain jiwa seni untuk memadupadankan warna. Sungguh, skill dan art talent sangat dibutuhkan di sini!


***

Hari berganti hari, bulan pun berganti bulan. Tepat  tiga bulan aku meninggalkan Mas Dewo. Musim hujan masih belum berakhir. Kursusku menyetir sudah selesai, bahkan aku sudah mengantongi SIM A. Karena itu, aku melapor kepada Ayah sambil memamerkan SIM A milikku. Kukabarkan bahwa aku sudah bisa mengendarai mobil. Maka, aku meminta izin untuk meminjam mobil di hari Minggu besok karena ingin melancarkan penguasaan mengendarai mobil.

"Wah, hebat! Ok, kau boleh meminjam mobil, tetapi harus dengan sopir! Bagaimana?"

"Lah, apa gunanya aku lulus ambil SIM A, Ayah?"

"Ya, nanti kamu boleh memegangnya ketika di tempat sepi. Biar sopir baru kita membawamu ke tanah lapang atau tempat terbaik untuk melancarkan keterampilanmu!" kata Ayah tegas.

"Duhhh! Ayah memang tak dapat disanggah!" senandikaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun