"Buku ceritanya dari mana, Nek?" tanya Linca.
"Nanti Nenek belikan beberapa. Lalu setiap bulan Ibu bisa membelikan satu atau dua buah buku. Kemudian kamu bisa tukar pinjam dengan kawan-kawanmu yang punya buku cerita. Selain itu kamu juga bisa pinjam dari perpustakaan sekolah. Di sekolahmu ada perpustakaan tidak?" tanya Nenek.
"Ada. Tapi Linca belum pernah pinjam!" akunya terus terang.
"Lincaaaa! Linca! Seharusnya, perpustakaan sekolah dimanfaatkan!" seru Linci sang kakak ganti meledek.
Linca pun meleletkan lidah menggodai sang kakak yang kesal.
"Baiklah! Sekarang Nenek akan membimbingmu. Nenek akan pinjamkan buku-buku yang menarik, supaya kamu rajin membaca.Â
Sesudah itu berangsur-angsur kamu mulai membaca buku yang banyak teksnya!" ujar Nenek dengan telaten.
"Selama satu bulan Nenek akan sering datang membawa buku cerita untuk Linca. Nenek akan pinjam ke perpustakaan Bibi Hunta si burung hantu itu. Sampai akhirnya, bila Linca sudah gemar membaca, Nenek tak perlu lagi membawakan buku-buku cerita."
Akhirnya, Linca sudah bisa mencari sendiri buku cerita atau buku pengetahuan yang hendak dibacanya. Linca sudah beberapa kali diajak ke sarang burung hantu meminjam koleksi bukunya. Demikian juga mulai rajin mengunjungi perpustakaan sekolahnya. Yang paling penting, Linca sudah mendapatkan jemu jemu alias  obat bosan yang ampuh dari Nenek. Dengan demikian, hingga seumur hidup dia akan bebas dari penyakit jemu bin bosan.
Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H