Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahtera Terkoyak

29 Mei 2024   15:40 Diperbarui: 30 Mei 2024   04:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bahtera Terkoyak
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu


"Harapan kita terhadap pasangan sering terlalu ideal. Pasangan ideal itu tidak ada. Yang ada setiap pasangan harus mewujudkan hubungan terbaik antara suami istri."

Hingga dini hari, dia masih berkutat dengan pekerjaannya. Laporan akhir tahun yang harus segera disetor sungguh sangat menyita perhatian. Belum lagi undangan untuk mengikuti pelatihan yang harus diikuti. Sungguh, waktu sempitnya terasa semakin sempit. Hal itu membuat lumayan stress.

Ketika sejenak bisa beristirahat di kamar kerja, dibaringkanlah tubuh lelahnya di kasur empuk bed single sebelah meja kerja dengan laptop masih dalam kondisi di-charge. Beruntung belum memiliki momongan meski sudah sekitar dua tahun lebih berkeluarga. Bersyukur belum terbebani tugas dan tanggung jawab mengasuh anak. Seandainya sudah memiliki anak, wah ... entahlah bagaimana tak terbayangkan sibuknya mengatur waktu.

Adikara Arum, biasa disapa Bu Ayumi, bekerja sebagai guru BK salah satu SMP Negeri di kota kecamatan tempat tinggalnya. Dia memang terkenal sebagai pekerja tangguh. Si jelita, putri semata wayang pengusaha cukup terkenal ini setelah merampungkan kuliah langsung mengabdikan diri di desa. Tepatnya di sekolah dahulu dia dididik saat masih belia. Karena itu, masih ada guru senior mantan guru yang kini menjadi rekan kerja. Beliau-beliau inilah yang selalu memberikan support kepadanya.

Ready Gunawan, sang suami, bekerja di ibu kota provinsi. Kadang pulang setiap hari, tetapi jika dalam kondisi lelah, ia akan menginap di mess yang disediakan kantor. Oleh karena itu, agar ada teman ketika suami tidak berada di rumah, orang tuanya menitipkan Amira, yang disapa Mira, sepupu jauh Ayumi. Gadis yang baru masuk kelas tiga salah satu SMA swasta ini bersekolah pada sore hingga petang hari. Dengan demikian, pada pagi hingga menjelang masuk sekolah, Mira bisa membantu memasak dan mengurus rumah tangga lainnya.

Ayumi telah memiliki sebuah rumah mungil, hadiah pernikahan dari kedua orang tuanya. Dengan demikian, sehari setelah menikah, mereka berdua tinggal di rumah baru tersebut.

Rumah yang dibangun orang tua dengan empat kamar tidur berlantai dua itu sangat asri. Berada di dekat perumahan elite dengan bangunan lumayan unik dan cantik. Maklumlah, sang ayah asli Bali sehingga sengaja didesain sangat indah dan artistik. Hanya terpaut lima kilometer dari rumah orang tua, tetapi berada di lereng perbukitan sehingga berudara relatif lebih sejuk dan segar.
Tekstur tanah pegunungan membuat tanaman yang ada subur luar biasa. Taman di depan rumah mungil itu pun sangat terawat karena seminggu sekali dikunjungi petugas langganan orang tua. Ada amarilis merah dan jingga, gladiol, lily, berbagai jenis adenium, mawar, dan beberapa jenis lagi.

Ada beberapa pohon tabebuya, flamboyant, dan bungur memayungi kolam kecil berisi beberapa ekor koi dan ikan emas yang sedang meliuk-liuk berenang dan bergeleparan menggemaskan.  Ada palma merah dan semak tanaman hias yang memukau dan memanjalan netra. Benar-benar griya idaman keluarga muda!

Awal bulan, Ayumi terpaksa mengikuti pelatihan tiga hari di tempat lain sekitar 25 kilometer dari rumah. Sementara, Mira sudah terbiasa ditinggal sendiri sehingga Ayumi dengan bebas meninggalkan sepupu tersebut. Akan tetapi, tidak bisa menitipkannya pada tetangga sebelah-menyebelah sebagaimana di rumah orang tua karena kompleks tersebut masih relatif sepi dengan sedikit penghuni.

Malam itu adalah malam kedua Ayumi berada di penginapan tempat pelatihan. Namun, ada data yang tertinggal dalam hardisk eksternal yang disimpan di laci nakas kamar tidur di rumahnya. Mau tidak mau Ayumi harus pulang untuk mengambil dan segera keesokan harinya kembali ke tempat pelatihan. Dia harus bergerak cepat agar semua masalahnya teratasi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun