Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jadwal-Nya Luar Biasa

27 Mei 2024   02:09 Diperbarui: 28 Mei 2024   02:18 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putra bungsuku, si dokter yang masih berada di Texas, Amerika Serikat, kuberi tahu singkat bagaimana perjalanan perjuanganku melawan gatal. Ahaaa  ... dia malah membalasku dengan agak sewot.

"Mama menyekolahkan aku di kedokteran mahal-mahal, cuma dicritani  tentang pemanfaatan herbal? Kenapa nggak Mama sekolahkan di jurusan tabib saja?"

Dalam hati aku juga ingin tertawa, tetapi aslinya pasti dia kesal padaku. Bagiku yang asli orang desa dan masih tergolong kuno ini, kuakui sih kalau memang gemar sistem herbal begitu. Sama dengan suami ketika kuminta membelikan krim gatal.

"Aku aja pakai daun sirih dan garam bisa sembuh, kok! Coba saja Mama pakai obat, sembuh enggak? Kalau nggak sembuh, pakai saja daun sirih. Ini loh, aku sengaja beli layah (cobek) batu! Coba aja!" tutur suami.

"Loh ... Papa punya layah batu? Kok aku nggak tahu, sih?" heranku.

"Sengaja kusembunyikan biar Mama nggak tahu!" senyum tipisnya merekah. Lucu juga.

"Ah, ternyata benar. Dioles obat tak ada hasil. Dasar orang kuno!"  senandikaku sambil tersenyum.

Tanggal 20 Mei 2024 putra tengah dari ibu kota mengingatkan, "Jangan lupa siapkan kamar depan, ya Ma! Aku pulang. Soalnya tanggal 22  diminta mengajar di Unibraw bareng Mas sulung. Tapi dia ngajarnya online!"

Ternyata, kedatangan bus mepet dengan jadwal sehingga dari pol Damri langsung ke kampus dijemput kawannya. Akhirnya, dia sampai rumah menjelang senja.

"Aduhhh ... capek banget aku, Ma!" tuturnya di senja hari itu.

"Mandi dulu sana, langsung istirahat!" pintaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun