Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bila Belalang Bertapa (part 2)

21 Mei 2024   15:55 Diperbarui: 21 Mei 2024   16:29 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Pandanglah aku baik-baik, Kawan! Apa kamu pikir sayapku lebih baik daripada sayapmu?" lanjut Kecoak sambil memutarkan dirinya.


Belalang lalu melihat Kecoak dengan lebih jeli lagi. Tampak benar. Warna sayap Kecoak lebih pekat daripada warna sayapnya. Jika dibandingkan dengan sayapnya, sayap Kecoak lebih jelek.


"Jika demikian, ya sudahlah Belalang. Jangan berharap yang tidak-tidak. Sebentar lagi akan diadakan lomba atletik. Jika kamu melanjutkan tapamu dan berharap keajaiban, lalu siapa yang akan menjadi juara lomba lompat jauh?"  kata Cacing pula.


"Selama ini bukankah kamu juaranya, Belalang?" imbuh Jangkrik.


"Juara tak tertandingi dan tak terkalahkan!" puji Kalajengking santai apa adanya.


"Nah, tenyata kamu masih lebih hebat dibandingkan Kupu-kupu, kan? Lalu mengapa kamu ingin menjadi kupu-kupu?" tanya Cacing heran.


Belalang tersentak. Terkejut luar biasa. Apa yang disampaikan teman-temannya ternyata memang benar adanya. Selama ini dialah juara lompat jauh. Jika dia menjadi kupu-kupu, pastilah tidak akan bisa menjadi juara lompat jauh lagi.


"Sudah, jangan melamun terus. Cepatlah sudahi puasamu! Cepat cari makanan dan makan yang banyak supaya tenagamu pulih, sehat, dan kuat. Kamu harus secepatnya berlatih agar hari H perlombaan nanti kamu tidak dikalahkan oleh Jangkrik!" kata Lipan mengingatkannya.


"Terima kasih!" ucap Belalang.


Kemudian secepat kilat dia melompat melesat mencari makanan. Setelah merasa bersalah, Belalang bersyukur karena tetap menjadi belalang sebab dengan demikian dia akan bisa mencapai cita-cita untuk menjadi juara atletik di bidang lompat jauh lagi.


Belalang bersyukur memiliki sahabat yang sangat memperhatikan dirinya. Tidak perlu malu lagi, tidak perlu menyesali kalau kaki belakangnya panjang berduri. Ya, tidak perlu bertapa dan berpuasa lagi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun