Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bila si Belo Belalang Bertapa

4 Mei 2024   14:53 Diperbarui: 4 Mei 2024   14:54 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Belo melihat pada dirinya. "Uhhh, ... warnaku kusam! Hanya satu warna pula, coklat kusam dana buram!"

Tetiba saja dia merasa malu dan minder. Belalang diam, tetapi tetap memandangi keindahan dan kemegahan sayap Kupi. Sangat jauh berbeda antara dirinya dengan Kupi yang lincah dan indah itu.

"Hei, Sahabat! Mengapa kamu diam melamun?" tanya Kupi mencairkan suasana beku.

"Hmmm, ... iya ... iyaa ... A-aku ... aaakuuu ...!" Belo menjawab tergagap. Ia malu sekali.

"Ada masalah apa? Katakanlah! Siapa tahu aku bisa membantumu!" tutur Kupi agak merayu.

"Pergilah mencari madu dulu. Nanti jika sudah kenyang, kembalilah ke sini, Kawanku! Aku perlu nasihatmu, tetapi aku juga masih agak mengantuk. Pas kamu selesai mencari madu, kantukku pasti sudah sirna!" kata Belo.

"Baiklah, aku pergi dulu sebentar saja. Kulihat di seberang banyak bunga liar! Tidurlah, sebentar,  jika kenyang nanti, aku pasti kembali kemari!"

"Baiklah, hati-hati, ya!"pesan Belo.

Selama ditinggal oleh Kupi, Belo menimbang-nimbang. Apakah perlu dia bertanya kepada Kupi. Apakah kawannya ini tidak menghinanya nanti? Hmmm ... iya, tidak. Iyaa, tidakk ... galau hatinya sehingga kantuknya pun tiba-tiba sirna.

Ternyata Kupi tidak mengingkari janjinya. Belum satu jam dia sudah kembali mengunjungi Belo. Ia berayun-ayun di pucuk tangkai bunga rumput liar, lalu sapanya manis, "Belo, sahabat baikku. Aku sengaja datang untukmu. Ceritakanlah masalahmu, dengan senang hati aku akan membantumu!"

"Hmmm ... apakah kamu bisa menjaga rahasiaku?" tanya Belo ragu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun