Â
Krompyang .... suara nyaring barang-barang yang jatuh dari pegangan tanganku mengagetkan konsentrasiku.Â
Â
Ah, untunglah nasi kubungkus dan kuikat kuat-kuat. Kalau tidak, waahh ... bisa bahaya. Emak bisa menyanyi nyinyir tak habis seminggu kalau nasi yang kubawa berhamburan! Semua memang terjatuh dari tanganku dan bergulingan di trotoar itu. Namun, beruntung tidak ada yang tumpah! Sejujurnya peristiwa itu membuatku malu, sudah anak gadis begini terjatuh di tepian jalan besar. Ahhh, malunya ....
Â
      Eh, iya, siapa yang kutabrak tadi, ya? Aku mengangkat kepala dan ... ya ampun! Kerennya, ...  aduh Mak, pakai dasi, rapi, necis, waduh-duh! Mesti orang gedongan, nih.
"Maaf ...," tiba-tiba dia bersuara.
Aduh mak, bagaikan copot jantungku ini. Waduh, bagaimana ya, gawat bin bahaya nih. Wah, keadaan benar-benar darurat ...! Cepat-cepat aku membereskan barang bawaanku yang berhamburan dan cepat-cepat pula kuayunkan langkah meninggalkan tempat itu! Namun, baru  beberapa langkah kudengar kicaunya ...
"Eh, Nona, maaf. Maaf, aku tadi tidak sengaja," katanya lagi.
"Sudahlah, saya yang salah. Maaf ya, permisi," kataku dengan berjuta rasa dan bergerak menjauhinya.
Selanjutnya, bagai dikejar pencuri aku pun berjalan tergesa-gesa meninggalkannya tanpa menoleh lagi.