Mother, how are you today?
Â
Mother, how are you today?
Mother, don't worry, I'm fine
Â
Tetiba tirta netra ini menguar tanpa kompromi. Ya, Allah ... sesak rasanya dada ini! Hingga lampu hijau menyala, sisa bait terakhir masih terngiang juga berkumandang lirih di gendang telinga ini. Lalu, tergambar lakonku masa lalu yang melintas bagai film di depan netra ...
***
Beberapa tahun silam, aku berkesempatan mengajar di perguruan tinggi swasta sebagai dosen honorer. Suatu saat, mantan pacarku -- teman sejurusan, tepatnya kakak tingkat terpaut dua tahun di atasku -- Â memintaku menggantikannya mengajar di luar kota karena alasan tertentu. Kebetulan mantan pacar memang satu kantor yayasan denganku.
Ya ... sudahlah, aku sanggup membantu walaupun harus menempuh perjalanan dua jam menggunakan bus umum. Tepatnya kampus itu berada di kota kelahiran kami. Aku menyanggupinya karena selain butuh pengalaman, aku sejujurnya juga butuh dana untuk kuliah sulungku.
Sampai di kampus itu, aku lumayan kebingungan. Bertanya sana-sini akhirnya aku menemukan kelas yang harus kugantikan mengajar. Sambil penjajagan, aku duduk di bangku paling belakang.
"Mbak, mahasiswi baru, ya?" sapa salah seorang mahasiswa dengan ramah sambil menjejeri dudukku.