Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Pohon Kamboja

29 Maret 2024   17:14 Diperbarui: 29 Maret 2024   17:22 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hehehe ... kamu cantik! Dengan rambut terurai begini ditambah bunga ini disisip di telinga kayak putri Bali. Cocok dengan pseudonym Ni Ayu!" lirihnya sambil membetulkan anak rambut dan poniku.

Jalanan sempit dan berkelok karena potong kompas semakin membuat kurang nyaman. Ya, kami memilih potong kompas yang menurut kami lebih dekat daripada di jalan memutar. Namun, kami lupa kalau hari sudah mulai malam.

"Jangan takut, Dik. 'Kan ada aku!" hiburnya sambil memegang tanganku; tepatnya agak menyeretku karena dia berada agak di depan.

Sesampai di indekos dengan ngos-ngosan tentu saja, aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Konon, pesan orang tua di desa kalau baru datang dari mana pun harus ke kamar mandi membersihkan diri.

"Masmu sudah langsung pergi, Nak!" ibu indekos memberitahukan bahwa Mas Yus tidak singgah, tetapi langsung menuju indekosnya setengah kilometer dari indekosku.

"Iya, Bu. Terima kasih," jawabku.

"Kok malam pulangnya?"

"Iya, jadwalnya mundur. Kami tadi lewat potong kompas, makanya ngos-ngosan," jawabku jujur.

"Pantesan. Kalau ada teman lewat jalan biasa sajalah, jangan potong kompas kalau jam segini! Nggak bagus!" pesan beliau.

Aku hanya mengangguk mengiyakan.

Yang kami maksud potong kompas itu sebenarnya adalah jalan melewati pemakaman. Bagaimana pun masih termeterai mitos negatif pulang lewat makam sore menjelang malam. Akan tetapi, karena ada teman jadi kami berdua nekad saja. Ada keinginan segera sampai rumah untuk beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun